KUNINGAN (MASS) – Ketua DPD KNPI Kuningan Yusuf Dandi Asih mendesak Arteria Dahlan, anggota komisi 3 DPR RI untuk minta maaf secara terbuka, setelah pernyataanya kepada Jaksa Agung, menyinggung Suku Sunda.
“Seharusnya (Arteria) lebih bijak menggunakan diksi dan prosa dalam menyampaikan kritikannya. Hari ini pernyataan yang dia lontarkan berhasil membuat kegaduhan yang saya rasa tidak perlu terjadi di tengah bangsa yang sedang dilanda kesedihan akibat pandemi,” ujar Crot, sapaan akrab Yusuf, Kamis (20/1/2022) pagi.
Seyogyanya, lanjut Yusuf, sebagai bangsa harus lebih mengedepankan persatuan untuk bisa bangkit dari krisis yang sedang dihadapi saat.
“Rasa saling menghargai dan permohonan maaf saya kira tidak akan mengurangi kehomatan Arteria Dahlan, apalagi sampai mengurangi gaji dan tunjangan yang dia dapatkan,” sebutnya.
Karena hal itu, Yusuf yang juga tercatat sebagai Kabid Ideologi Politik dan Pemerintahan MPC PP Kuningan itu, meminta Arteria segera meminta maaf kepada Suku Sunda secara khusus, dan kepada seluruh bangsa secara umum.
“Karena pernyataanya, saya anggap bisa menjadi salah satu pemicu retaknya kebhinekaan yang sudah tersulam indah dalam bingkai NKRI,” imbuhnya.
Indonesia sebagai negara kepulauan hari ini, lanjut Yusuf, telah tercatat mempunyai 17.000 pulau yang terdaftar di UNESCO, serta memakai 718 bahasa dan terdiri dari 1340 suku.
Lebih lanjut, Yusuf menekankan keberagaman suku, bahasa, dan agama adalah salah satu yang membuat Indonesia menjadi kuat dan hebat di mata dunia.
“Itu pun skaligus menjadi titik lemah kita apabila primordialisme dan chauvimismenya mulai kembali dimunculkan serta mendominasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
Kita ingat, sambung Yusuf, tidak ada satu suku bangsa pun yang tidak mempunyai pepatah untuk saling menghargai satu sama lain.
“Oleh karena itu saya menyayangkan ketika ada salah satu public figur yang secara ambiguitas harfiah pernyataanya berhasil menyakiti salah satu suku dan bahasa. Mari dewasa dalam bertindak dan berbahasa, kekayaan bangsa ini sejatinya adalah kearifan berbudaya, berfikir dan berprilaku,” pesannya di akhir. (eki)