Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Demi Bertahan Hidup, Kujual Kalung Kesayanganku

KUNINGAN (MASS)- Sebenarnya saya tidak ingin menulis apa yang terjadi pada keluarga kami, karena memang semua pun mengalami kesulitan yang sama pada saat pendemi corona.

Namun, saya memaksa menulis  untuk mengeluarkan  apa yang saya rasakan agar semua tahu.

Sejak pendemi saya dan suami diam di rumah. Bukan karena banyak uang tapi kami ingin wabah segera berlalu. Kalau wabah tidak lama, maka kita bisa kembali seperti semula.

Tapi, ternyata ketika kami diam di rumah saja, masih banyak  yang bandel ke luar rumah padahal tidak begitu urgen urusannya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Saya sangat mangkel, bagaimana virus mau menghilang?  Sedangkan kita masih tidak mematuhi imbauan pemerintah.

Saya sangat marah, kesel, ingin ngamuk. Apalagi melihat mereka  yang ngabuburit tanpa masker dan mereka dengan santuynya tanpa memikirkan  keselamatan orang banyak.

Saya ingin teriak “wey ini virus yang menyeranga lebih dari 203 negara dan merengut puluhan ribuan nyawa.”

Kamu masih santai saja padahal di Italia, Amerika dan bahkan di Ekuador mayat bergelimangan di jalanan, apakah warga Kuningan sudah sakti?  Sehingga santai dengan virus.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Setiap salat ku panjatkan doa kepada Allah yang maha kuasa agar virus segera menghilang. Saya tahu kekuatan doa ditambah ikhtiar dari pemerintah secara maksimal, maka virus akan menghilang.

Saya menangis  ketika petugas medis gugur. Mereka pahlawan yang meninggal di medan perang melawan virus corona.

Wahai  kaum yang bandel, kalau yang meninggal itu adalah keluargamu atau tetangga apakah kamu akan sadar? atau kamu tidak punya nurani.

Jujur saya sudah jemu tinggal di rumah , saya ingin mengajak keluarga naik delman keliling Kuningan atau sekedar menikmati malam minggu di Taman Kota.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Oh indahnya pasti. Tapi itu pasti bisa dinikmati lagi asal kita kompak melawan corana.

Saya ingin lebaran mudik ke kampung halaman suami berkumpul dengan mertua. Tapi itu sudah tidak mungkin terjadi karena ada larangan.

Bahkan hanya sekedar lebaran  di masjid pun kita tidak bisa melaksanakan karena prediksi virus juga belum menghilang.

Sampai kapan Ya Alllah seperti ini?  Saya kasihan saudara-saudara yang kelaparan di sana.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Saya melihat berita di TV ada keluarga yang tidak makan selama dua hari, hanya minum air galon dan istrinya meninggal dunia (meski berita itu dibantah karena meninggal sakit jantung).

Kalau dekat saya ingin berbagi dengan mereka biarlah hanya  sekedar nasi dengan garam yang terpenting  bisa makan.

Saya juga  bersama suami pada saat pendemi sudah bisa makan sangat bersyukur. Itu juga belum lama ku jual kalung kasayangku.

Mudah-mudahan satu-satunya tabungan ku itu bisa cukup minimal sampai lebaran. Apa yang saya lakukan ini nyaris dilakukan oleh semua orang, ada yang menjual, hape, TV dan kulkas karena memang tidak ada lagi uang.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Semoga semua sadar dan diam di rumah saja. Bagi yang mampu dan punya tabungan bantulah saudara kita.

Saya yakin membantu pada saat seperti ini pahalanya dua kali lipat seperti yang diutarakan oleh pemuka agama yang saya tonton televisi buntut di rumah saya. ****

Curhatan Widia

Seorang ibu rumah tangga yang terdampak corona

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement