CIMAHI (MASS) – Desa Cikeusal Kecamatan Cimahi jadi sasaran Tim Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) Lakpesdam PCNU Kabupaten Kuningan menggelar kegiatan Team Building dan Penggalian Gagasan Usulan di desa tersebut., baru-baru ini.
Acara yang diikuti oleh Pengurus Sekolah Lapang Desa Cikeusal tersebut dilaksanakan di Aula Balai Desa Cikeusal. Peserta yang hadir sebanyak 25 orang dengan unsur perempuan13 orang. Selain peserta, hadir juga Kepala Desa Cikeusal Mulya, Koordinator sekolah lapang Desa Cikeusal Rio, Koordinator TAPM Kabupaten Kuningan Komarudin Sudana SH, Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Kuningan Okky Ayu Setyowati, serta unsur lembaga, pemerintah dan masyarakat.
“Kami ucapkan terimakasih untuk Kemendes PDTT yang sudah menunjuk Desa Cikeusal sebagai salah satu Desa percontohan Desa Inklusif, dan Lakpesdam Kuningan yang sudah ikut andil dalam membangun kapasitas SDM masyarakat Desa Cikeusal” ujar Kepala Desa Cikeusal, Mulya.
Sementara, Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Kabupaten Kuningan Okky Ayu Setyowati berterima kasih pada perangkat desa maupun pengurus sekolah lapang yang memiliki komitmen untuk mewujudkan desa inklusif khususnya Desa Cikeusal,” ucapnya.
“Kegiatan Team Building ini merupakan metode ruang untuk bapak/ibu keterwakilan dari beberapa unsur masyarakat dalam mengusulkan ide atau gagasan dalam ikut serta membangun desa cikeusal, Dalam mewujudkan Desa Inklusif ada satu prinsip yang tidak boleh dilupakan yaitu No One Life Behind tidak boleh ada satu orangpun dari unsur masyarakat manapun yang boleh ditinggalkan dalam proses pembangunan desa” terangnya.
Sementara, salah satu peserta, Aisyah menyampaikan bahwa kaum perempuan yang ada di Desa Cikeusal sebaiknya dilibatkan dalam proses pembangunan desa melalui pemberdayaan dan harapannya semoga lebih banyak lagi pelatihan-pelatihan yang melibatkan kaum perempuan khususnya.
“Harapan kami untuk pemerintah Desa Cikeusal, kaum perempuan harus sering diperhatikan dan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pembangunan desa. Kami mengusulkan juga adanya pembentukan koperasi perempuan tiap RW. Contohnya pengumpulan swadaya dari ibu-ibu untuk membuat suatu bahan olahan, misalkan membuat siwang,” ucapnya.
Senada, hal itu juga diutarakan Sefrilia Wilia yang merupakan salah satu penggerak kelompok perempuan di Desa Cikeusal. Ia berharap melalui kegiatan sekolah lapang beberapa aspek harus diperhatikan diantaranya; Pendidikan Moral dan keterampilan bagi Pemuda Cikeusal, Pemberdayaan Kelompok Perempuan, dan Peningkatan Kapasitas semua unsur masyarakat kelompok rentan.
Adapun, Koordinator TAPM Kabupaten Kuningan Komarudin Sudana SH menyampaikan bahwa desa inklusif merupakan suatu desa yang mana dengan kondisi warganya kesediaan secara sukarela untuk membuka ruang kehidupan dan penghidupan bagi semua warga desa yang diakomodir secara terbuka untuk bisa berpartisipasi secara setara serta mampu merangkul setiap perbedaan dalam menuju pembangunan desa.
“Desa inklusif ini merupakan ruang bapak/ibu untuk ikut berpartisipasi dalam konteks pembangunan desa, bapak/ibu didalam kegiatan ini diberikan ruang untuk mengusulkan gagasan/ide dalam menunjang kepentingan bapak/ibu. Misalkan unsur disabilitas yang mempunyai kreativitas dalam kerajinan membuat sangkar burung, itu bisa saja menjadi daya jual,” tuturnya di akhir. (eki)