KUNINGAN (MASS) – Setiap tahun ajaran baru sekolah selalu menghadirkan cerita menarik terutama cerita siswa SD yang mengenal dunai baru. Sikap keluguan mereka menjadi bahan perbincangan. Tidak sedikit para orang tua yang sampai harus masuk ke kelas untuk mendapampingi siswa agar mau tetap sekolah.
Dari pantauan kuninganmass.com, hari pertama para siswa banyak didampingi para orang tua. Mereka diberikan dispensasi untuk mengantar buah hati masuk ke sekolah. Secara psikologis cara ini merupakan hal terbaik karena anak merasa didukung.
“Secara keseluruhan hari pertama berjalan lancar meski ada beberapa kejadian siswa ingin didampingin oleh ibunya. Setelah diberikan pengertian siswa tersebut paham dan hanya diperhatikan dari luar kelas,” ujar Widya salah satu guru kelas SDN 2 Kuningan.
Sementara itu, di SDN Cilaja Kecamatan Kramatmulya ada cerita unik damana para siswa selalu menjaga tradisi nyarik bangku (berebut tempat duduk). Tradisi ini berlaku bagi semua siswa terutama bagi kelas 1 SD. Agar mendapatkan bangku yang paling diinginkan para siswa baru tersebut sudah ada di lingkungan sekolah sejak 04.15.
Mereka rela bangun bagi asalkan mendapatkan bangku yang mereka inginkan. Tradisi sudah ada sejak sekolah ini berdiri atau puluhan tahun lalu dan hingga saat ini masih bertahan.
Dari pengamatan , sejak Senin shubuh (16/7) atau sekitar jam 04.15 WIB tampak ratusan siswa sudah berkerumun di lingkungan sekolah. Mereka didampingi para orang tuanya masing-masing untuk mendapatkan posisi bangku. Pintu baru dibuka jam 5.30 WIB.
Lina Marlina, satu dari ratusan orang tua siswa menyebutkan sudah terbiasa dengan tradisi “nyarik” bangku pada tahun ajara baru. Diterangkan, nyarik bangku sudah biasa dilakukan setiap tahun.
“Saya dan para orang tua disini sudah harus berada di sekolah sejak subuh, karena kalau ketinggalan bangku yang diinginkan bisa didiami oleh siswa lain,” ujar ibu dua anak ini.
Lina menyebutkan, karena anaknya naik ke kelas 6 maka sudah mengikuti tradisi ini sebanyak enam kali. Ia sendiri pernah mengalami tradisi nyarik bangku ini sehingga boleh dibilang tradisi ini tetap lestari.
“Saya juga mengalami sejak kelas 1 sampai kelas 6 SD disini. Ibu saya pasti sudah mengajak saya ke sekolah dengan memakai seragam sekolah subuh-subuh untuk menyarik bangku setiap mulai sekolah setelah libur panjang,” jelasnya.
Meski jaman berubah kata dia, namun tradisi ini tetap lestari. Setiap orang tua selalu mewariskan hal ini kepada anak-anak. Warga sendiri akan terus menjaga tradisi ini.
Sementara itu, tidak semua siswa SDN Cilaja 1 ini kebagian bangku sesuai keinginannya. Akibat gagal memperoleh bangku banyak siswa yang menangis. Tentu ini menjadi pemandangan lucu. (agus)