KUNINGAN (MASS) – Moderasi beragama mengacu pada pendekatan yang mengedepankan toleransi, pemahaman, dan dialog antaragama, serta menekankan pada nilai-nilai menyeluruh seperti perdamaian, kasih sayang, dan penghargaan terhadap perbedaan. Pendekatan ini mendorong individu untuk memahami bahwa keberagaman keyakinan merupakan kekayaan budaya dan sosial yang harus dihargai dan diperjuangkan demi keharmonisan dan kesejahteraan bersama.
Mendorong dialog terbuka dan jujur antara pemeluk agama yang berbeda adalah cara yang efektif untuk membangun pemahaman saling menghargai dan menerima perbedaan. Tujuan utama daripada moderasi beragama ini adalah mengajarkan kita untuk menerima perbedaan keyakinan dan menghargai pluralitas agama dan masyarakat guna mencegah konflik antaragama dan meningkatkan pemahaman lintas budaya.
Moderasi bukan hanya sekadar konsep, tetapi merupakan praktek yang dapat membantu membangun masyarakat yang lebih harmonis. Dengan menerima perbedaan dan mempromosikan dialog serta kerjasama antaragama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih damai dan beradab bagi semua. Salah satu aspek penting dari moderasi beragama adalah pengakuan atas keberagaman keyakinan dan praktik keagamaan.
Dalam masyarakat multikultural, setiap individu memiliki hak untuk memilih dan menjalankan keyakinan agamanya dengan bebas tanpa harus merasa terancam oleh orang lain. Dalam konteks sosial-budaya, moderasi beragama juga memiliki peran yang sangat penting. Pemimpin agama yang moderat dapat menjadi penghubung antara berbagai kelompok masyarakat, serta menjadi contoh bagi umatnya dalam menjalankan kehidupan beragama secara seimbang dan bertanggungjawab.
Diintisarikan pada kontekstual moderasi beragama merupakan penyikapan pola yang mendasar serta membuka peluang untuk berekspresi dalam pandangan agama dan budaya yang berbeda. Lintas agama dan budaya sebagai bentuk pondasi dasar upaya meningkatkan kesadaran individu atau kelompok di masyarakat bahwa segala sesuatu tentunya berbeda keyakinan dan penghargaan ungkapan.
Dan peran utama yaitu sebagian besar dari seseorang pemimpin agama dan tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam menanamkan moderasi beragama. Mereka harus memimpin dengan contoh, mendorong toleransi dan dialog, serta menolak gaya bicara yang memecah belah pihak atau menyebarkan kebencian.
Oleh : Viqia Sastrawardana , Alya Darojatul Aliyah, Ahmad Jauharul Faqih, Ujang Suryadi, Dwi Fitri Ginanti – Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon