Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Government

“Bukan Daeng Soetigna Pencipta Angklung, Tapi Pak Kucit”

KUNINGAN (MASS)-   Selama ini bangsa Indonesia mengenal Daeng Soetigna sebagai pencipta angklung. Pria asal Garut kelahiran 13 Mei 1908 dinobatkan sebagai pencipta angklung diatonis.

Ternyata setelah ditelusuri Daeng Soetigna yang pernah mengajar di SMPN I Kuningan bukan pencipta sebenarnya. Ia hanya murid dari Pak Kucit atau nama aslinya Muhammad Sotari.

Pak Kucit adalah singkat dari Kuwu Citangtu Kecamatan. Pada saat itu Muhammad Sotari yang mengembangkan seni musik ini dan Daen Soetigna berguru.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Menurut Kasi Kebudayaan Disdikbud Kuningan Edi Kusnadi SSn, anggapan selama ini Daeng Soetigna adalah pencipta angklung salah. Karena sebenarnya yang benar adalah Pak Kucit.

“Pak Kucit itu yang mengenalkan angklung dari nada pentatonis (da-mi-na-ti-la-da) ke diatonis (do-re-mi-pa-so-la-si). Sekali lagi Pak Daeng hanya muridnya dan mengembangkan di Bandung setelah beres acara peringatan HUT Perundingan Linggarjati,” tandas Edi yang merupakan warga Citangtu asli dan masih ada keturunan dari Pak Kucit kepada kuningamass.com, Jumat (16/11/2018).

Diterangkan, Pak Kucit sendiri pada saat itu sering “ngamen”, sehinga Daeng berguru. Puncaknya karena menjadi panitia di acara HUT peringatan Linggarjati Daeng memesan angklung arumba.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Setelah pindah dari Kuningan, Daeng mengembangkan di Bandung dan lahirnya Saung Udjo yang saat ini terkenal ke mancanagera. Kuningan berani mendeklarasi sebagai Kabupaten Angklung karena dari Citangtu itu pertama kali angklung dibuat oleh Pak Kucit.

“Diharapakan dengan adanya pernyataan ini maka ada pelurusan sejarah. Pak Kucit dan kakanya memang tidak punya anak tapi ada anak angkatnya,” jelas Edi lagi.

Ia saat ini tengah fokus untuk perehaban rumah Pak Kucit untuk dijadikan Museum Angklung. Bukan hanya itu saja, saat ini Citangtu akan dijadikan Kampung Budaya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Kami tengah mencari tanah seluas 1 Ha untuk membuat kampung Citangtu karena bukan hanya angklung tapi juga kesenian lainya,” ujarnya. (agus)

Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Advertisement