KUNINGAN (MASS) – Kepala Pos Kuningan Acep Rudi melalui Ketua Satgas BLT BBM tahun 2022 Dendhy Vici Buana mengatakan bisa saja BLT BBM ini jadi gagal salur ke KPM (Keluarga Penerima Manfaat).
Beberapa skema, bisa saja mengakibatkan gagal salur BBM. Salah satunya, atas rekomendasi kepala desa/ kepala kelurahan. Hal itu, dijelaskan Dendhy pada Senin (12/9/2022) kemarin.
“KPM meninggal tunggal (di KK, yang tercatat hanya satu orang), KPM tidak ditemukan alamatnya, atau pindah alamat tidak bisa dilacak lagi,” ujarnya menyebutkan beberapa skema gagal salur.
Selain itu, jika KPM ternyata masuk kategori mampu, bantuan BLT BBM bisa juga dianulir. Namun, keterangan mampu itu harus ada persetujuan, atau surat keterangan/perimntaan dari kepala desa.
“Harus ada persetujuan dari kepala desa/kelurahan. Dibuatkan semacam surat permintaan bahwa daftar nama tersebut sudah mampu (KPM). Baru bisa digagal salurkan,” sebutnya.
Bantuan yang gagal salur, lanjutnya, nantinya akan dikembalikan ke kas negara. Dendhy mengatakan, pihaknya sama sekali tidak berperan menentukan siapa yang akan mendapat bantuan, hanya menyalurkan sesuai data yang sudah diberikan Kemensos.
“Karena data yang kita terima, gelonggongan (118.432 penerima),” ujarnya.
Sejauh ini, lanjutnya, pihaknya tidak menemui kendala dalam penyaluran, aman dan terpantau lancar. Baik itu warga maupun aparat desa, setuju dan mendukung.
Dan misalnya ada yang komplein, pihaknya tida bisa menerima ajuan. Semua satu jalur dari pemerintah pusat melalui Kemensos RI.
Adapun, bantuan yang diberikan periode saat ini sejumlah 500ribu rupiah. Bantuan itu, merupakan jatah 2 bulan BLT BBM (September-Oktober, jatahnya 150ribu/bulan) ditambah bantuan sembako.
Khusus untuk BLT BBM, akan diberikan lagi tahap kedua untuk dua bulan sejumlah 300ribu rupiah periode November-Desember. Belum diketahui, apakah bantuan sembako (berupa uang 200ribu) akan ada lagi atau tidak. (eki)
Nere
14 September 2022 at 00:28
Klo bisa semua bentuk BLT berbentuk uang supaya tidak ada pihak yg di untungkan dan pihak yang di rugikan.
Klo BLT berbentuk sembako
yang di untungkan supliyer/agen
Yang di rugikan kaum umkm ke bawah.
Jadi klo blt semuanya berbentuk uang perekonomian akan lancar dan berputar karena pihak UMKM ke bawah bisa di belanjai oleh penerima manfaat.
sekedar masukan from UMKM ke bawah.