KUNINGAN (MASS) – Tingginya permintaan tenaga kerja dari Negara Jepang membuat Pemkab Kuningan menyeriusinya. Kedepan Balai Latihan Kerja (BLK) Dinsosnaker akan melatih warga Kuningan supaya kompeten untuk bisa bekerja di negeri sakura itu.
“Insya Allah BLK akan siapkan sampai setengah mahir. Untuk sampai mahir, kita akan titipkan di LPK Yuuki (di Desa Bojong Cilimus, red), hingga diberangkatkan,” ujar Kepala Dinsosnaker, H Sadudin.
Rencana tersebut, imbuhnya, telah diungkapkan pula oleh Wabup HM Ridho Suganda kala melepas 24 orang TKI ke Jepang, Selasa (17/12/2019).
“Insya Allah kita akan siapkan anggarannya untuk program pelatihan bahasa Jepang di BLK, semoga disetujui bupati,” ucap Edo, panggilan lain dari Ridho.
Dari 24 yang berangkat, dia mengakui hanya satu orang saja yang berasal dari Kuningan. Menurutnya itu akibat kurangnya sosialisasi yang bisa membangkitkan minat warga Kuningan untuk bekerja di Jepang.
“Karena memang Jepang negara paling sulit bagi orang Indonesia khususnya Kuningan untuk menyesuaikan. Terutama penyesuaian lidah (makanan). Tapi dengan gencarnya sosialisasi dan adanya pelatihan di BLK, insya allah,” kata Edo.
Sementara, Pendiri LPK Yuuki, H Jajat Sudrajat mengungkapkan, permintaan tenaga kerja dari Jepang cukup banyak. Terutama untuk kebutuhan rumah sakit dan industri.
Dengan dibukanya lembaga Yuuki yang telah berizin pula sebagai lembaga pengirim, ia menaruh harapan banyak warga Kuningan yang tertarik untuk bekerja di Jepang.
“Siswa di sini sekarang sudah ada 120 orang. Dan yang diberangkatkan sekarang itu baru 24 orang untuk perawat. Targetnya sih 100 orang tapi masih belum siap,” terang Ajat.
Ia mengungkapkan, untuk bisa bekerja ke Jepang, tantangan paling berat itu ujian Bahasa Jepang.
Pantauan kuninganmass.com acara pelepasan TKI ke Jepang berlangsung semarak. Salah satunya diisi dengan hiburan musik. Tampak para pensiunan pejabat eselon 2 turut hadir dalam acara tersebut. (deden)