KUNINGAN (MASS)- Perayaan lebaran tahun ini campur aduk. Bahagia karena bisa melaksanakan salat. Sebab, tidak semua bisa melaksanakan salat ied.
Sementara sedih karena benar-benar hambar karena lebaran tidak saling “bersentuhan” , tidak saling berkunjung. Semua membatasi. Bahkan ada gerakan tutup pintu pasca salat Idul Fitri.
Dari pantauan kuninganmass.com, pelaksaanan salat ied di Masjid Syiarul Islam penuh khidmat meski terlihat hambar karena semua dibatasi dengan sistem protokol kesehatan.
Bertinak sebagai Imam adalah KH Mu’tamad, LC, Khotib Drs KH D Syarif Hidayatullah MA yang merupakan Ketua MUI. Terlihat Bupati H Acep Purnama, Wakil Bupati HM Ridho Suganda, Sekda dr Dian Rachmat Yanuar MSi , para Kabag dan kepala SKPD, FKPD dan DPRD serta Ormas Islam.
“Tahun ini mah cuma 2.000 jamaah, biasaa mah 10 ribu jamaah dan meluber hingga ke jalan. Hal ini karena taat himbauan pemerintah. Selain itu setiap musala dan.masjid sekitar Kelurahan Kuningan menyelenggarakan,” ujar Pengasuh Gemma SI Asep Kamluidn SIP, Minggu (24/5/2020).
Semua bersedih karena pada saat ini tengah pendemik corona. Lebaran tahun 2020 akan dicatat dalam sejarah karena lebaran yang beda dari sebelumnya.
Bukan hanya di wilayah perkotaan, di wilayah perkampungan pun pun sama “hambar”. Apalagi di tidak semua warga ikut melaksanakan salat ied.
“Sesuai dengan edaran bupati, maka kaum perempuan dan anak tidak hadir. Begitu juga perantau yang belum beres isolasi selama 14 hari,” ujar Ustad Nana Herdiyana yang menjadi Imam di Masdid Nurul Hidayah Dusun Sukasari Desa Cijemit Kecamatan Ciniru.(agus)