KUNINGAN (MASS) – Kaum Muslimin akan kembali merayakan Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban. Meski dalam kondisi perekonomian yang sedang tidak baik-baik saja namun semangat berkurban harus tetap terjaga.
Semangat berkurban ini hendaknya menjadi spirit kolektif dalam membangun bangsa dan negara. Siapa pun dan apa pun profesinya, seluruh elemen bangsa harus semangat berkurban dengan melepaskan egonya dan bersinergi dalam mengelola bangsa. Di sinilah pentingnya berkurang multiprofesi.
Berkurban multiprofesi dapat diartikan sebagai tindakan berkurban yang tidak hanya terbatas pada aspek material, tetapi juga melibatkan aspek lain seperti waktu, tenaga, dan pikiran. Bahkan berkurban multiprofesi.
Berkurban multiprofesi ini bertujuan, di antaranya untuk meningkatkan kesadaran sosial, membangun komunitas yang lebih kuat dan solid, serta meningkatkan kualitas hidup individu dan masyarakat.
Dengan demikian, berkurban multiprofesi adalah tindakan yang dapat membawa manfaat bagi individu dan masyarakat, serta dapat meningkatkan kesadaran sosial dan empati.
Sebagai penggiat media cetak, elektronik dan sejenisnya, berkurban dengan menyajikan informasi dan berita yang menyejukkan (bukan provokatif) dan dapat dipertanggungjawabkan (bukan hoaks).
Seorang pengusaha, berkorban dengan usaha yang halal dan memberikan hak kepada karyawan sebelum keringatnya kering. Sebagai orang kaya, berkorban dengan banyak bersedekah.
Sebagai orang tua, berkurban dengan menjadikan keluarga sebagai ladang penyiapan generasi yang berakhlakul karimah. Sebagai anak, berkurban dengan berbakti kepada orang tua, membahagiakan, dan menjaga nama baik keluarga.
Sebagai guru, berkurban dengan mengerahkan seluruh potensi untuk membentuk siswa yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual. Sebagai siswa, berkurban dengan mengerahkan seluruh potensi untuk menyerap ilmu dan mengamalkan, berbakti kepada guru, menjaga nama baik almamater, dan mempersiapkan diri untuk turut dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sebagai pemimpin, berkurban dengan memberikan hak dan tidak menelantarkan rakyatnya, dan akan bekerja keras untuk mengantarkan kepada kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan sejahtera.
Sebagai rakyat, berkurban dengan mengerahkan kemampuan untuk mendukung setiap program dan kebijakan yang berorientasi untuk kemaslahatan rakyat dan akan mengingatkan terhadap segala bentuk penyimpangan.
Sebagai politisi (anggota legislatif), berkurban dengan memeras pikiran dan tenaga untuk kemaslahatan rakyat yang memberi mandat, bukan memanfaatkan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan golongannya.
Sebagai pejabat, berkurban dengan memberikan pelayanan prima, bukan malah memanfaatkan untuk memperkaya diri dengan meminta imbalan, padahal telah digaji oleh negara yang berasal dari uang rakyat.
Apapun yang kita lakukan, kita berkorban untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Puncak kebaikan adalah ketika seseorang mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kemaslahatan masyarakat.
Jika semangat berkurban ini dijadikan spirit dalam membangun bangsa maka dapat mengantarkan kepada kehidupan yang sejahtera dan bahagia bagi seluruh warga.***
Penulis : H Imam Nur Suharno SPd SPdI MPdI
Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah Kuningan Jawa Barat
