Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Berbagi Optimis Dengan ‘Ganbatte' Ditengah Wabah Melanda Ramadhan

KUNINGAN (MASS) -Ganbatte dalam bahasa Jepang artinya semangat. Namun berbeda menurut teman saya, Kang Amar Thohir dari JPU (Jaringan Pengamat Umat), beliau mengartikan Ganbatte dengan istilah Gerakan Bantu Tetangga.
Menurut beliau program tersebut sangat cocok untuk diterapkan sekarang ini ditengah wabah melanda yang berdampak kepada perekonomian masyarakat. Saya pun sepakat dengan beliau apalagi setelah saya kaji lebih mendalam.
Wabah Covid-19 yang melanda seluruh belahan dunia termasuk Indonesia memberikan dampak kepada perekonomian masyarakat karena penerapan social distance demi memutuskan mata rantai penyebaran wabah.
Wabah Covid-19 yang tidak dapat diprediksi kapan bisa berakhir ini menimbulkan sikap pesimis bagi sebagian masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari lantaran mengalami penurunan perekonomian yang begitu drastis.
Apalagi jika wabah Covid-19 ini terus berlangsung selama 4 bulan lebih kedepan, ini akan terjadi lonjakan penurunan sektor ekonomi yang mengerikan.
Oleh karena itu, untuk berbagi sikap optimis kepada masyarakat diperlukan sebuah gerakan yang tidak mengandalkan kepada pemerintah yang salah satunya adalah Gerakan Bantu Tetangga (Ganbatte).
Gerakan Bantu Tetangga sebetulnya adalah semangat gotong royong yang menjadi ciri khas orang Indonesia. Artinya ini akan sangat mudah diterapkan ditengah-tengah masyarakat kita.
Ditambah lagi di bulan sekarang, yaitu bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan.
Selanjutnya saya ingin sedikit memberikan motivasi agar gerakan yang ditawarkan rekan saya itu bisa masif diaplikasikan oleh masyarakat.
Dalam ilmu manajemen pendidikan kita mengenal istilah “input – proses – output dan outcome”. Artinya seperti apa output dan outcome yang ingin didapatkan maka itu bergantung kepada input dan proses yang dilaksanakan.
Jika kita mengkaji surat Al-Baqoroh ayat 183 berkaitan dengan Ramadhan dan berpuasa maka kita akan dapati bahwa dalam ayat tersebut ada;
Input berupa Iman
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا …
Kemudian proses berupa puasa
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ …
Dan selanjutnya outcome berupa Taqwa
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Lalu dimana output sebelum kepada outcome?. Jawabannya akan kita temukan jika kita mencari apa yang menjadi ciri-ciri orang yang bertaqwa sebagai outcome. Karena ‘ciri-ciri’ merupakan penjelasan output dari pada outcome.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan berkaitan dengan ciri-ciri (output) orang bertaqwa (outcome). Diantaranya sebagai berikut:
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, (Q.S Al-Baqoroh: 3)
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan, (Q.S Ali Imron: 134)
وَسَيُجَنَّبُهَا الْاَتْقَىۙ (17) الَّذِيْ يُؤْتِيْ مَالَهٗ يَتَزَكّٰىۚ (18)
Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa, (17)
yang menginfakkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan (dirinya), (18) (Q.S Al-Lail 17-18)
Dari beberapa ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa salah satu ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah orang yang senantiasa berkontribusi.
Maka, pandai berkontribusi inilah yang menjadi salah satu output dari pada proses berpuasa kemudian melahirkan insan-insan yang bertaqwa sebagai outcome.
Jelas sudah ternyata semuanya memiliki kolerasi yang begitu kuat; salah satu hikmah berpuasa (melakasnakan puasa dengan iman/ bukan sekedar menahan haus dan lapar) adalah kita dapat merasakan lapar sebagaimana orang yang kelaparan.
Sehingga diharapkan dari asa tersebut timbul simpati bahkan empati yang kemudian tergerak untuk berbagi, dan berbagi adalah ciri khas orang-orang yang bertaqwa.
Maka ditengah-tengah wabah melanda sekarang ini, seharusnya kita dapat memaksimalkan amalan Ramadhan yaitu gerakan berbagi kepada sesama.
Hal ini agar meraih derajat taqwa dan tentunya menyebarkan sikap optimis kepada masyarakat bahwa kita bisa bersama-sama melewati masa-masa pandemi ini. terlepas kepada apa pun itu nama gerakannya.**”
Penulis : Ade Zezen MZM, S.Pd
Guru Ponpes Al-Multazam

Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Advertisement