KUNINGAN (MASS) – Kegiatan Gowes Pesona Nusantara akhirnya digelar di Kuningan. Total ada 5.000 peserta yang ambil bagian dari kegiatan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kempora) melalui Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga itu.
Star GPN dimulai Minggu pagi sekitar jam 07.00 di depan Pendopo Kuningan. Lalu – Bunderan Cijoho -Puri Asri – Kasturi – Simpang 4 Ciloa- Cilaja.
Setelah itu dilanjutkan Cikaso – Kramatmulya – Nanggerang – Padamenak – Ciniru – Gara Tengah – Jalan Baru – Panawuan. Kemudian berbelok ke Ainuropik – Simpang 4 Bojong Cilimus dan terakhir finis di Open Space Linggarjati.
Total jarak tempuh adalah 19 KM dan ditempuh kurang lebih 3 jam. Ribuan peserta itu menjadi perhatian warga Kuningan yang terlintsi pesersta.
Para peserta sangat menikmati GPN ini. Ini terlihat dari raut muka. Meski harus menempuh 19 KM mereka tampak enjoy. Begitu sampai lokasi mereka dihibur dengan pertunjukan musik yang membuat lelah hilang.
GPN ini merupakan implementasi gerakan Ayo Olahraga yang digagas oleh Kemenpora. Tujuannya agar berbagai elemen masyarakat di banyak wilayah Indonesia lebih mencintai olahraga.
Kuningan merupakan daerah ke 73 yang mengeglar GPN. Awalnya jatah ini diberikan ke Kabupaten Pangandaran. Namun karena tidak sanggup maka diambil alih Kuningan dan ternyata lebih sukses.
Total GPN akan dilakukan di 90 kabupaten/kota dari 34 provinsi. Selain mengajak olahraga juga memperkenalkan wisata, kuliner, seni dan budaya daerah-daerah di Indonesia.
“Alhamdulillah ada 5.000 peserta yang ambil bagian dalam GWS ini. Mereka itu dari berbagai komunitas sepeda yang ada di Kuningan,” ucap Kadisporapar Kuningan Drs Jaka Chaerul.
Sementara itu, salah seorang panitia Jono menambahkan, para peserta juga disediakan door prize mulau dari sepeda, dispenser, kompor gas hingga sepeda motor. Dan ternyata H Hadi yang beruntung mendapatkan hadiah motor.
Uniknya, lagi hadiah yang diraih H Hadi merupakan kali kedua. Setelah sebelumnya di even gowes Yogyakarta belum lama ini.
Jono menerangkan, sebelum digelar GPN pada Sabtunya dilakukan pengambilan air dari Cibulan dan tanah dari Gedung Naskah Linggarjati. Air dan tanah ini akan satukan dari 90 daerah untuk dijadikan monomen di Magelang.
“Air dan tanah yang diambil dari tempat bersejarah sehingga ketika dibuat menomen akan memiliki nilai sejarah tinggi,” ucap Jono lagi. (agus)