KUNINGAN (MASS) – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan U Kusmana S Sos M Si, menyebut animo masyarakat sangat tinggi soal pendidikan karakter yang melibatkan TNI.
“Terkait sekolah pendidikan karakter, alhamdulillah Kabupaten Kuningan yang kedua setelah Purwakarta (yang melaksanakan). Uni tidak lepas dari dorongan Gubernur, Sekda Provinsi dan Bupati,” kata U Kusmana, baru-baru ini.
Sebagai pelaksana teknis, kata U Kusmana, pihaknya langsung mendata dan menginventarisir terkait anak-anak yang dimungkinkan ikut pendidkan karakter.
Saat kemarin, yang menjadi kriteria utama ikut pendidikan karakter adalah mereka yang terlibat beberapa kenakalan seperti perang sarung dan tawuran antar pelajar.
“Dan terinventarisir di beberapa sekolah khususnya SLTP mereka terlibat. Ini tentunya usaha, upaya terutama dari KDM, Bupati dan Dinas serta Kodim sebagai penyelenggara, sangat peduli bagaiamana (perkembangan) anak-anak,” tuturnya.
Pendidikan karakter dengan bekerjasama TNI itu, tidak terlepas karena Disdikbud Kuningan sudah MoU dengan Dandim Kuningan.
Meski mengaku banyak yang komunikasi, WA dan telpon agar anak atau saudaranya bisa ikut pendidikan karakter oleh TNI, ternyata Kabupaten Kuningan belum mencanangkan kapan lagi akan dilakukan pendataan.
“Sementara pilot project satu angkatan dulu, angkatan selanjutnya menuggu arahan pimpinan,” jawab U Kusmana.
Kadisdik kemudian menyinggung anak-anak SLTA dari Cibingbin masuk barak di Bandung, berprestasi dijadikan Paskibra dan viral sehingga diangggap keberhasilannya terlihat.
“Mudah-mudahan ini (pendidikan karakter oleh TNI) jadi alarm untuk anak-anak kita jangan sampai terlalu banyak masuk ke barak ini, agar mereka berubah mindsetnya, berubah moralnya (ke arah lebih baik),” jelasnya.
Seperti diketahui, sebanyak 35 pelajar tingkat SMP di Kabupaten Kuningan menjalani pelatihan Pendidikan Karakter selama 14 hari di kompleks BKPSDM Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya. Pelatihan yang berlangsung sejak Senin (19/5/2025) kemarin dengan melibatkan TNI.
Para peserta telah melalui tahapan seleksi kesehatan dan mendapatkan persetujuan orang tua. Mulanya, total peserta diperkirakan lebih dari 40, namun beberapa diantaranya batal ikut karena kesiapan. (eki)
