KUNINGAN (MASS) – Penutupan total jalan di depan pertokoan Siliwangi, dikeluhkan para pelaku usaha setempat. Keluhannya beragam, mulai dari mobilitas angkut turun barang, sampai seoinya pengunjung.
Pelaku usaha di tempat sepeda misalnya, bercerita soal penurunan omset sampai 80%. Belum lagi, jika barang niaga itu adalah barang besar dan berat seperti elektronik. Ibaratnya, tidak mungkin beli kulkas tanpa diangkut kendaaran. Sementara, akses ke parkiran terdekat pun cukup jauh, dan harus turun tangga.
“(Berdampak gak?) Gak usah ditanya, etamah matiin kita berusaha,” ketus seorang pelaku usaha di pertokoan Siliwangi.
Senada, protes kejadian itupun dialami pelaku usaha yang merupakan karyawan toko Mas Macan. Yudi, Melani dan Hesti misalnya, pegawai toko yang mengaku sangat merasakan sepi-nya pengunjung sejak akses ditutup.
“Untuk penataan sih bagus, kalo untuk tokonya mungkin sepi, (Dirugikan? Ya) kerasa, penurunan omsetnya 40-50%,” tutur Yudi, Sabtu (20/4/2024).
Selain pelanggan yang malas berjalan, ada juga sepuh yang memnag secara usia tidak memungkinkan berjalan kaki terlalu jauh untuk datang ke tokonya. Meskipun dari penutupan hanya 100 meter, tapi akses ke parkiran harus memutar lewat belakang.
“Harusnya kalo gak (boleh) parkir drop out nurunin penumpang (dibolehin). Semua juga ngeluhnya sama,” imbuhnya.
Yudi didampingi rekan lainnya mengaku, sejauh ini para pelaku usaha di pertokoan memang belum melayangkan protes resmi, tapi sudah ada yang menyampaikan.
Mereka tidak ingin, penutupan ini dilakukan permanen. Sebagai karyawan, dengan menurunyya omset tersebut khawatir malah berujung pemecatan banyak karyawan.
Apalagi, katanya, sejauh ini Pemda banyak komunikasi ke PKL, tidak ke pengusaha toko. Harapannya, antara jadwal buka tutup jam, atau akses kendaraan tetap masuk meski tanpa parkir.
Selain itu, kekhawatiran lain juga muncul pas malam hari. Toko yang biasanya seolah dijaga para PKL yang jualan, kini agak khawatir karena kosong dan gelap. Keamanan toko yang dikhawatirkan. (eki)
Video: