KUNINGAN (MASS) – Calon Bupati Kuningan Yanuar Prihatin menekankan pentingnya akses pendidikan untuk masyarakat dan juga meningkatkan jumlah lulusan tingkat sarjana.
Hal ini didasarkan kenyataan, bahwa di Kuningan jumlah sarjana masih relatif terbatas. Angkatan kerja di Kuningan 50 % lebih didominasi lulusan SD.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam kesempatan Adu Gagasan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kuningan 2024 yang digelar pada Sabtu (9/11/2024).
“Problem pertama pendidikan memang harus kita akui kita harus meng-upgrade jumlah lulusan terutama di level sarjana. Tapi tentu pertanyaannya adalah bagaimana kita mempermudah warga kita untuk menikmati akses pendidikan. Yang pertama soal beasiswa, ini memerlukan manajemen yang khusus, dari mana anggarannya. Soal anggaran kita bisa identifikas pertama anggaran daerah tentu saja APBD, pertanyaannya sejauh mana daerah mampu membiayai ini,” ungkap Yanuar.
Kemudian ia melanjutkan, yang kedua, support dari program beasiswa yang ada di tingkat nasional. Yang ketiga support dari mitra lain yaitu swasta atau BUMN. Keempat adalah kampus-kampus lain yang menyediakan beasiswa baik di tingkat lokal maupun internasional, di beberapa negara lain program beasiswa selalu ada.
“Jadi empat sumber ini saya kira menjadi penting untuk diidentifikasi. Kenapa? Kalau hanya mengandalkan kemampuan keuangan daerah tentu saja sangat terbatas. Kapasitas keuangan kita sangat tidak memadai untuk memberikan program beasiswa secara maksimal. Secara selektif mungkin masih bisa dilaksanakan bea siswa dari APBD, termasuk untuk teman-teman difabel. Tapi kalau secara massal tentu kita harus cari jalan keluar yang lain,” papar Yanuar.
Lebih lanjut, anggota DPR RI dua periode itu menjelaskan bahwa penerima beasiswa harus memiliki parameter atau ukuran untuk menentukan target penerima beasiswa agar tidak salah paham.
“Biasanya yang pertama adalah berprestasi. Kedua yang memiliki kategori ekonomi tertentu artinya keterbatasan ekonomi, itu juga bisa menjadi pilihan untuk menerima beasiswa. Jadi, dua parameter ini biasanya mendapatkan perhatian yang utama. Tapi tentu saja dalam praktik parameter lain bisa kita tambahkan,” kata Ketua DPP PKB itu.
Namun demikian, program beasiswa dengan uraian permasalahan dan solusii yang dipaparkan tadi menurut Yanuar adalah salah satu cara bagi warga untuk mengakses pendidikan. Tapi lebih dari itu sebetulnya Pemerintah Daerah (Pemda) bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh warga Kuningan terutama usia pendidikan dasar, menengah bisa tetap sekolah.
“Bahkan kami (Paslon No.3) punya program dalam waktu lima tahun ke depan harus naik beberapa kali lipat, bahkan kami menargetkan jumlah sarjana S1 di atas 15 ribuan dalam lima tahun ke depan,” ujarnya.
Terakhir Calon Bupati Kuningan No.3 itu mengatakan bahwa beasiswa tidak bisa berjalan sendiri dengan kapasitas pemerintahan daerah, tetapi pada akhirnya memerlukan mitra dengan pihak lain terutama pihak kampus, yang kedua pemerintah pusat atau propinsi, ketiga pihak swasta dan BUMN, kemudian network atau jaringan lain dengan kampus-kampus lain termasuk di luar negeri.
“Izin saya sampaikan di ruangan ini banyak kampus di negara lain seperti Singapura, Malaysia, negara-negara Eropa, dan negara lainnya menyediakan program beasiswa. Hanya saja Pemerintah Daerah kadang-kadang enggak mikirin soal ini. Ke depan kita akan mencari ruang agar beasiswa semacam ini bisa dimanfaatkan,” pungkasnya. (eki)