KUNINGAN (MASS) – Dalam kehidupan sosial, ada hal yang dapat merusak sendi kehidupan masyarakat, yaitu penyakit dengki. Dengki atau hasad kata Imam al-Ghazali adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu.
Dengki menghinggapi orang yang hatinya kotor, karena orang dengki merasa lebih hebat, merasa punya kuasa, dan tidak ingin kalah. Karenanya, Allah SWT mengajarkan kepada kita untuk berlindung dari tindak kejahatan pendengki.
“Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (QS al- Falaq [113]: 1, 2, dan 5).
Nabi SAW bersabda, “Tiga hal yang menjadi akar semua dosa. Jagalah dirimu dan waspadalah terhadap ketiganya. (Salah satunya) ialah jagalah dirimu dari dengki sebab dengki telah menyebabkan salah seorang anak Adam membunuh saudaranya.” (HR Ibnu Asakir).
Penyakit dengki bisa menyerang siapa saja, tidak pandang bulu, dapat menyerang tokoh agama, politisi, pemimpin, orang kaya, orang miskin, orang bergelar dan bertitel, rakyat biasa, hingga pejabat negara.
Para pendengki senantiasa membuat rencana dan melakukan kejahatan untuk merusak sendi-sendi kehidupan. Para perencana kejahatan dan tipu muslihat diancam dengan balasan yang menghinakan, di dunia dan di akhirat kelak.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Rencana jahat dan tipu muslihat adanya di neraka.” Sanad hadis tersebut dinyatakan sahih oleh Syekh al-Albani. Beliau juga bersabda, “Penghuni neraka ada lima, di antaranya, seseorang yang setiap pagi dan sore selalu menipumu terkait keluarga dan harta bendamu (orang Islam).” Al-Walidi menjelaskan, “Para penipu kelak (di akhirat) akan diperlakukan seperti orang yang ditipu. Hal itu disebabkan penipuan yang pernah mereka lakukan (selama di dunia).
Yaitu, mereka (para penipu) diberi cahaya seperti halnya cahaya yang diberikan kepada orang-orang yang beriman. Saat mereka berjalan di atas jembatan shirat, cahaya mereka padam dan mereka berada dalam kegelapan.” Demikian dikutip dari buku Al-Kabaair karya Imam adz-Dzahabi.
Hal itu sudah diisyaratkan dalam firman Allah SWT, yakni surah Fathir ayat 43. Terjemahannya, “Rencana yang jahat tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.”
Kemudian, “Sesungguhnya, orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.” Demikian arti surah an-Nisa ayat 142.
Tentu saja, dosa (balasan) yang dibebankan kepada perencana jahat akan lebih berat apalagi jika korbannya adalah orang banyak. Entah itu kaum Muslimin atau rakyat seluruhnya. Imam adz-Dzahabi menyebut dua perbuatan itu termasuk dosa besar dalam pandangan Islam. Semoga Allah melindungi kita dari perilaku jahat dan tindak kejahatan. Amin.
Penulis : Imam Nur Suharno