KUNINGAN (MASS) – Asda Perekonomian dan Pembangunan Setda Kuningan Dr Deni Hamdani M Si menyebut anomali tentang wilayah Cisantana Cigugur, karena sebagai penghasil susu sapi, angka stuntingnya masih tinggi.
Hal itu diutarakannya saat memberi sambutan pada kegiatan Sucofindo Peduli di KSPS Saluyu, Rabu (6/10/2021) siang.
“Indeks Konsumsi Susu kita masih rendah, tiap hari meres susu, mikiran sapi, tapi minumnya hanya seminggu dua kali,” ujarnya mengutip salah satu penelitian.
Angka stunting di Kuningan sendiri, masih tinggi. Dikatakan Plt Kadiskanak itu, sekitar 5000 sampai 10.000 anak yang mengalami stunting.
“Kalo tidak selesai (kasus stunting), akan terjadi lost generation,” imbuhnya.
Karenanya, kata Deni, pihaknya berharap PR bersama ini bisa ditekan dengan kolaborasi bersama. Pihaknya juga, mengaku tengah menggalakkan gerakan-gerakan, seperti Gerakan Minum Susu (Gerimis), Geratel (Gerakan Makan Telor), dan yang sudah digalakkan lebih dulu, Gemar Makan Ikan.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Cigugur sendiri, termasuk tinggi. Tingkat ekonomi dan potensinya sangat besar. Karenanya, anomali jika terus terjadi stunting.
Deni berharap, kedepan bisa pihaknya bisa kembali berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk TNGC dan petani Cigugur agar bisa kembali menanam juga sayur. Jika itu bisa terwujud, lengkaplah sudah konsumsi 4 sehat 5 sempurna di Cisantana Cigugur.
“Mari kita kampanyekan, cinta minum susu dari Cisantana, dari Cigugur,” ajaknya.
Minum susu murni, dijelaskan Deni lebih baik dari minum kental manis kaleng. Karenanya, kampanye minum susu itu, harus terus digalakkan. Agar, target 2024 zero stunting bisa tercapai. (eki)