CILIMUS (MASS) – Sebuah Rumah Zikir yang disingkat dengan Ruzik, dibangun di Desa Cilimus Kecamatan Cilimus, tepatnya di RT 01 RW 01 Blok Pasawahan Wetan. Puluhan warga bergotong royong melakukan pengecoran pada bangunan berukuran 11 X 7 meter tersebut, Minggu (26/9/2021).
Ruzik ini dinamai Ruzik Raodoh Munawaroh Lichubbalillah TQN Sirnarasa Suryalaya. Rencananya hendak dibangun 3 lantai atas prakarsa Gusti Achmad Yasin RA BA, yang kebetulan warga setempat. Lantai bawah untuk tempat tinggal dirinya, sedangkan lantai 2 dan 3 untuk tempat zikir putra dan putri.
“Terimakasih mursyidku yang melahirkanku ke alam kedua setelah ibu bapakku melahirkan dan membesarkanku ke dunia. Atas motivasinya kini keluargaku telah siap mendirikan rumah plus tempat zikir (Ruzik),” ucap Achmad Yasin disela kesibukannya melakukan pengecoran.
Ia mendoakan siapapun kelak yang ikut berzikir di Ruzik tersebut mendapat keberkahan dalam segala hal. “Semoga bagi siapa saja yang masuk berzikir di dalamnya bertambah berkah dalam segala halnya dan dapat terbang jauh ke alam kelanggengan bagai kupu-kupu,” ujarnya.
Saat pengecoran tersebut, terlihat puluhan warga terjun membantu. Terutama dari para sahabat lama Gusti Achmad Yasin dari pesantren tahun 1987, dari Padepokan Karomah Syahadat, Padepokan Cimande, organisasi KB PII, KB PUI, Kahmi, HMI, GP Ansor, para orang tua pemerhati asset, Majlis Zikir Rotibul Hadad, dari TQN (Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah) Sirnarasa Suryalaya, warga setempat dan keluarga Cirebon.
“Saya merasa senang atas kunjungan teman, para sahabat yang sudi mendoakan bahkan turun tangan ngaduk semen pasir. Atas itu semua semoga Allah mewujudkan kita termasuk orang yang selalu berzikir kepada Allah dan selalu bersyukur, amiin,” doanya.
Gusti Achmad Yasin sendiri lulusan IAIN SGD Cirebon tahun 1988. Dulu dirinya aktif di banyak organisasi islam. Ia pernah dipanggil nama Tuhan atau Ahmad Yasin alias si Bodoh Edan. Sedangkan di tempat kelahiran, Cilimus Kuningan, dipanggil nama Ahmad Yasin atau Ahmad dan mengaku tidak suka dipanggil Emod.
“Sehingga terbitlah kitab Nadom anak Adam berbahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Kitab Nadom Bersyair) diatas 120 halaman untuk kalangan sendiri yang dijual seharga anda sanggup membaca tiga balik tamat atau dikasihkan pada tiga ulama,” jelas Achmad Yasin. (deden)