KUNINGAN (Mass) – Aksi serentak yang dilakukan keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) senusantara, khususnya HMI Kuningan beserta para alumni yang tergabung dalam Korps Alumni HMI (KAHMI) Kabupaten Kuningan mendesak agar Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang mundur dari jabatannya. Dalam aksinya, aktivis HMI ini menyuarakan agar Saut Situmorang dipecat dari pimpinan KPK karena dinilai telah mencederai keluarga besar HMI se-Indonesia.
“Tuntutan kita sederhana, ini sederhana menurut kita, tapi mungkin menurut Saut Situmorang kita tidak tau. Pertama dia (Saut Situmorang, red) harus meminta maaf sama HMI selama lima hari berturut-turut, lalu mundur dari KPK dan ketiga dia harus mengikuti proses hukum yang berlaku. Karena kami mengadukan ke Polres, Polda dan Mabes Polri untuk melakukan proses hukum terhadap Saut,” ucap Sekretaris Presidium KAHMI Kuningan, Heri Purnama MPd didampingi Ketua HMI Kuningan, Tomi Mustopa Skep dan sekretarisnya, Arif SA ketika diwawancarai kuninganmass.com usai memberikan berkas laporannya ke Mapolres Kuningan, Senin (9/5).
Dikatakan, aksi yang dilakukan merupakan gerakan serentak oleh seluruh aktivis HMI dan KAHMI se-Indonesia. Sebab, hal itu dinilai sebagai sebuah persoalan ideologi dan kehormatan HMI.
“Hari senin pagi hingga siang ini, kita melakukan aksi damai dan memberikan laporan tuntutan terhadap Saut Situmorang yakni Wakil Ketua KPK, yang kita anggap telah menghina dan melecehkan lembaga HMI, serta lembaga pelatihan kadernya. Kalau misalnya disebutnya bukan hanya organisasi HMI saja, dan bukan di televisi nasional, mungkin kita gak begitu bereaksi. Tapi yang disebutnya hanya HMI saja, dan kemudian disiarkan pada televisi nasional yang mana ditonton oleh seluruh warga Indonesia, ini betul-betul pengkebirian, penghinaan dan pelecehan terhadap lembaga HMI di seluruh Indonesia berikut KAHMI nya,” bebernya.
Di Kuningan sendiri, pihaknya telah berkoordinasi dengan pengurus nasional KAHMI dan PB HMI untuk melakukan gerakan tersebut. Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang dianggap telah melakukan penghinaan dan perbuatan tidak menyenangkan, dan pelecehan organisasi terbesar mahasiswa yang pernah ada, sekaligus sebagai organisasi tertua.
“Sumbangsihnya terhadap negara, ini luar biasa. Kalau misalnya ada anggota HMI atau alumni HMI yang terlibat korupsi, kita gak memungkiri, kita juga gak akan bela. Tapi kalau lembaga HMI ini dianggap penghasil koruptor, jelas kita gak terima, karena banyak alumni-alumni HMI sekarang yang sudah memberikan sumbangsih besar terhadap negara, baik dari wakil presiden, menteri, gubernur, bupati itu banyak dari alumni HMI, dan mereka notabene bersih dan menjalankan semua program secara baik,” katanya.
Seperti misalkan sejumlah alumni HMI itu kata Heri, ada Walikota Bandung yakni Ridwan Kamil, Bupati Purwakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Ferry dan para alumni HMI lainnya. Jadi, jangan sampai hal tersebut digeneralisir bahwa HMI sebagai lembaga penghasil koruptor, dan pernyataan itu harus dipertanggungjawabkan.
“Persoalan ini adalah persoalan ideologi buat kami. Kalaupun ternyata ada indikasi skenario besar terhadap ideologi sosialis, kami gak tau itu. Yang jelas, sikap dan staitmen Saut betul-betul telah menyinggung seluruh aktivis HMI, dan para alumninya,” pungkasnya. (andri)