KUNINGAN(MASS)- Awalnya ketika Presiden Jokowi berkunjung ke Kabupaten Kuningan pada Selasa (31/8/2021), salah satu agendanya meninjau perumahan bagi warga terdampak bendungan yang teletak di Desa Sukarapih Kecamatan Cibeureum.
Namun karena kesorean dan juga banyak agenda, kunjungan ke tempat tersebut batal dilakukan. Bukan hanya ke Sukarapih tapi juga ke Ponpes Husnul Khotimah pun sama gagal.
“Karena kesorean dan juga harus sudah berangkat ke Jakarta, Pak Presiden batal ke Sukarapih dan ke Ponpes Husnul, sehingga mohon maaf,” ujar Bupati Acep Purnama, Selasa (31/8/2021).
Acep menyebutkan, presiden berjanji suatu saat kembali ke Kuningan untuk berkunung terutama untuk menikmati wisatanya.
Terpisah, Kades Kawungsari Kusto SPd SD menyebutkan, meski sedikit kecewa dengan batalnya kunjungan presiden, namun warga memahami kondisi seperti itu.
“Dari siang kami diberi tahun oleh pihak Paspampres sehingga warga langsung bubar,” ujar kades.
Diterangkan, sejak Juli perumahan sudah ditempati oleh 444 KK. Ke 444 unit rumah itu adalah warga Desa Kawungsari sebanyak 361 KK dan masyarakat Desa Randusari sebanyak 83 KK.
“Meski lokasi baru di Sukarapih, tapi karena pindah satu desa maka lokasi baru tetap di namakan Desa Kawungsari. Ke 83 KK Randusari pun kini jadi warga kami,” ujar Kusto.
Mengenai kondisi di permukiman baru lanjut dia, berjalan lancar, meski bagi sebagian warga terasa “dukdek” karena ukuran rumah seluas 95 m2.
“Kan dulu rumahnya pada besar-besar, kini sama rata dengan yang lain. Satu-satu cara agar bisa lebih luas adalah menambah bangunan ke atas, tapi hal itu belum ada yang melakukan,” ujarnya lagi.
Saat ini fasum dan fasos sudah ada, yang kurang adalah tidak ada sarana lapangan sepakbola. Dari perencanan awal ada namun karena penambahan relokasi dari warga Randusari sehingga digunakan untuk mereka.
“Semoga ke depanya bisa karena ketika ada lapangan sangat bermafaat,” jelasnya yang menambahkan meski desa baru suasana selalu ramai karena berada satu titik.
Mengenai aktivitas warga selain ada yang ke Jakarta merantau, warga juga tetap bertani meski ladangnya jauh dari tempat.
Warga menggunakan motor ke ladang dan kondisi ini nikmati oleh warga. Terkait kendaraan mewah hasil ganti rugi memang ada di parkir depan permukiman masing-masing. (agus)