KUNINGAM (MASS) – Hengkangnya tentara Amerika Serikatdari Afganistan otomatis membuat pemerintah yang berdaulat di negara tersebut kewalahan dan langsung membuat kekuasaannya jatuh di tangan Taliban.
Penguasaan Taliban terhadap Afganistan menunjukkan lemahnya pemerintahan yang berdaulat terhadap kelompok terorisme.
Pemerintah yang berdaulat selama ini, bisa dikatakan hanyalah boneka dan hanya mampu berlindung dibawah senjata tentara-tentara Amerika.
Lalu dengan dikuasainya Taliban apa dampaknya bagi Indonesia?
Penguasaan Taliban Terhadap Afganistan Tidak Bisa Disamakan Dengan Kemerdekaan RI.
Bila menengok dari sejarah kemerdekaan RI, kemerdekaan Indonesia baik dari Belanda, Jepang, maupun sekutu adalah kemerdekaan yang merupakan usaha bersama antara rakyat jelata dan kaum intelektual/ politik saat itu.
Setelah tanah air dijajah oleh Belanda 350 tahun dan Jepang 3,5 tahun lamanya.
Sedangkan yang terjadi di Afganistan, Taliban merupakan kelompok pemberontak yang tidak didukung oleh semua rakyat kecuali yang sepaham yaitu kelompok etnis Pashtun di selatan Afghanistan dan bantuan dari unsur-unsur Islam konservatif di luar negeri.
Tidak mendukungnya rakyat diperlihatkan banyaknya rakyat menjadi pengungsi yang lebih memilih melarikan keluar negeri tidak terkecuali menjadikan negara Indonesia sebagai tujuan.
Perbedaan selanjutnya adalah dari segi persenjataan. Nenek moyang Indonesia merebut kemerdekaan dengan bambu runcing dan menggunakan senjata Belanda untuk kemudian digunakan melawan.
Taliban bisa memiliki senjata adalah melalui hasil dari perdagangan narkoba yaitu jenis opium dan heroin.
Para ahli menyebutkan, Taliban dan para pejabat publik korup Afghanistan telah lama terlibat dalam perdagangan narkotika.
PBB berpendapat bahwa Taliban terlibat dalam semua aspek, mulai dari penanaman opium, ekstraksi opium, dan perdagangan hingga menuntut ‘pajak’ dari petani dan laboratorium obat-obatan hingga membebankan biaya penyelundup untuk pengiriman menuju Afrika, Eropa, Kanada, Rusia, Timur Tengah, dan bagian lain di Asia. (detikcom,2021)
Halusinasi Pendukung Imam Mahdi
Semua umat Islam yang beriman tentu percaya dengan akan datangnya Imam Mahdi dan kemunculan Dajjal.
Tapi kapan datangnya tiada satupun yang tahu dan hanya membaca pertanda.
Uniknya, sebagian umat ada yang percaya bahwa Taliban adalah bagian dari nubuat ini sebagaimana yang tercantum dalam hadist berikut :
Jika kamu semua melihat Panji-panji Hitam datang dari arah Khurasan, maka sambutlah ia walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salju. Sesungguhnya di tengah-tengah panji-panji itu ada Khalifah Allah yang mendapat petunjuk. Maksudnya ialah al-Mahdi.
(Ibnu Majah, Abu Nuaim & Al-Hakim)
Namun benarkah demikian? Sebelum saya memberikan pernyataan, saya akan mengisahkan tentang nubuat perebutan Konstantinopel dari Romawi yang tersebut dalam hadist berikut :
“Sesungguhnya akan dibuka Kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.” (HR. Imam Ahmad 4/235, Bukhori 139).
Maka, sejak saat itu pula sabda Rasulullah SAW menjadi sangat fenomenal di kalangan umat Islam.
Banyak yang kemudian menjadikan sabda Rasulullah sebagai salah satu impian terbesar mereka untuk mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT.
Banyak Sultan-sultan dan pasukannya merasa adalah sosok yang dinubuatkan dalam hadist tersebut, namun nyatanya semua kalah oleh Romawi, hingga muncullah Al-Fatih.
Benarlah sabda Rasulullah bahwa Al-fatih dan pasukannya adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan.
Sebab ketika memimpin perebutan Konstantinopel yang saat ini bernama Istambul, Al-fatih mengajukan pertanyaan ini kepada pasukannya :
Muhammad Al-Fatih berkata: “ Siapa diantara kalian sejak baligh hingga hari ini pernah meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk!”
Hasilnya tak seorangpun pasukan Islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya?
Artinya pasukan Muhammad Al-Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari itu, tak seorangpun yang meninggalkan shalat 5 waktu.
Pertanyaan Muhammad Al-Fatih kedua:“ Siapa yg sejak baligh hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rawatib sekali saja?silakan duduk!
Hasilnya sebagian saja yg duduk. Artinya, pasukan Muhammad Al-Fatih sejak remaja mereka sebagian tidak pernah meninggalkan shalat sunah.
Tanya Muhammad Al-Fatih Ketiga:“ Siapa yang sejak usia baligh sampai hari ini pernah lupa tahajud? Yang pernah lupa satu malam saja, silakan duduk!”
Hasilnya: semua yang hadir dengan cepat duduk. Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri, dialah Muhammad Al-Fatih !
Muhammad Al-Fatih lah yang pantas menjadi imam shalat jumat pada hari itu.
Sang Pedang Malam yang tak pernah kosong dari qiyamullail.Pantaslah jika ia disebut sebagai sebaik-baik pemimpin, dan pasukannya adalah sebaik-baik pasukan.
Maka jika disambungkan dengan Taliban yang sebagian ustadz ada yang menganggap pasukan Al-Mahdi, apakah Taliban sudah mampu menyamai kesolehan para pasukan Al-Fatih?
Jika narkoba yang dalam hal ini adalah opium dan heroin dihalalkan sebagai bagian dari perjuangannya?
Bagaimana mungkin pasukan terbaik akhir zaman bisa mencampurkan yang ma’ruf/ halal yaitu perjuangan atas nama Tuhan dan agama dengan hal yang munkar/haram yaiatu narkoba?
Jadi masihkah kaum muslim Indonesia berpikir bahwa Taliban pasukan Al-Mahdi? atau sebatas halusinasi yang hanya ingin memenuhi nubuat Nabi seperti halnya orang-orang sebelum Al-Fatih yang ingin merebut Konstantinopel yang nyatanya tewas di tangan Romawi?
Halusinasi untuk menjadi bagian dari nubuat tidak hanya terjadi pada hadist Rasulullah seperti kasus Konstantinopel dan Al-Mahdi, melainkan juga Ratu Adil.
Nubuat yang diramalkan oleh Jaya Baya, Prabu Siliwangi, dan Ronggowarsito bahwa akan muncul pemimpin nusantara yang dapat mensejahterakan rakyatnya.
Akibat nubuat ini banyak orang yang kemudian mengaku-ngaku sebagai Satrio Piningit , Sang Ratu adil.
Dampak dan Antisipasi Indonesia Atas Kemenangan Taliban di Afganistan
Terlepas dari sentimen beragama (subjektivitas/ motif keislaman didalamnya).
Menurut saya Taliban adalah bentuk kesuksesan dari kombinasi 3 kejahatan luar biasa yaitu Narkoba, Korupsi, dan Terorisme.
Dengan kata lain bentuk kekalahan negara terhadap pemberontak. Negara dalam hal ini pemerintah Afganistan tidak mampu menjadi pengayom dan pelindung rakyat (baca : sipil).
Sehingga banyak terjadi kemiskinan yang mengakibatkan kriminalitas termasuk penanaman, peredaran,dan penyalahgunaan Narkoba.
Bahkan santer berita bahwa Presiden Afganistan malah melarikan diri dengan 4 mobil uang yang bahkan yang tidak cukup untuk dimasukkan ke dalam Helikopter.
Ini menunjukkan bahwa pemimpin dan pemerintah Afganistan adalah para Koruptor.
Pantaslah pemberontakan memberikan harapan baru bagi sebagian rakyat miskin yang kelaparan.
Meskipun harapan tersebut adalah harapan semu bagi sebagian yang lain.
Rakyat Indonesia seharusnya memandang Taliban tidak secara naif dalam kerangka beragama semata, melainkan lebih pada politik.
Mengapa? Paham ketidakpuasan terhadap pemerintah dibumbui dengan dongeng nubuat Al-Mahdi akhir zaman yang dilakukan Taliban, dapat mengguncang iman sebagian rakyat Indonesia yang fanatik beragama tapi tanpa disertai literasi yang memadahi.
Lebih parahnya meniru membabi buta dengan memperdagangkan narkoba untuk pembelian senjata dalam upaya memberontak terhadap pemerintah yang berdaulat.
Itu sebabnya, Indonesia tidak boleh sama dengan Afghanistan yang selain kalah terhadap narkoba, namun juga kalah pada korupsi yang akhirnya negara dikuasai oleh teroris yang mendapatkan amunisi dari perdagangan narkoba.
Karena negaranya dipimpin oleh Presiden dan petinggi yang korupsi dan suap dari hasil dagang narkoba.
Hal kedua yang perlu dikhawatirkan selain faham Taliban yang dapat masuk ke Indonesia, yaitu narkoba Opium dan heroin sendiri.
Ketika bandarnya sudah mampu menguasai negaranya, maka kedua jenis narkoba ini mungkin akan lebih mudah masuk ke berbagai negara di dunia tidak terkecuali ke Indonesia.
Maka Indonesia harus extra lebih hati-hati perihal peredaran narkoba kedua jenis ini.
Wallahua’lam bissowab.***
Penulis : Novy Khusnul Khotimah SIKom MA