KUNINGAN (MASS)- Dalam momentum 17 Agustus 2021 yang mana di tahun ini tepat 76 tahun Indonesia merdeka.
Kemerdekaan ini didapat dengan perjuangan yang sangat panjang, yang dilakukan oleh semua rakyat Indonesia serta tidak bisa dipisahkan dari peran pemuda-pemudi Indonesia.
Serangkaian peristiwa dari mulai Boedi Utomo pada 20 mei 1908, yang di prakarsai oleh Dr Wahidin Sudirohusodo dan para Pemuda STOVIA, seperti Sutomo, Gunawan, Suradji, dan Suwardi Suryaningrat.
Meraka yang menjadi pelopor “Kebangkitan Nasional” semangat kebangkitan menyebar dan menyadarkan rakyat pribumi terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain.
Gerakan ini menjadi pemantik munculnya perkumpulan dan pergerakan seperti Sarekat Dagang Islam pada 1909, Indische Partij pada 1913, Muhammadiyah pada 1912, Nahdlatul Ulama pada 1926.
Serta diadakannya Kongres Kerapatan Pemuda Pada 28 Oktober 1928 yang kemudian kita kenal dengan Sumpah Pemuda. Gerakan kebangkitan nasional serta rasa memiliki para pemuda terhadap Indonesia terus berlanjut sampai Pra Kenerdekaan 1945.
Ketika Pihak Jepang secara resmi telah mengakui kekalahannya terhadap sekutu, namuan pihak jepang masih berupaya untuk menutupi kekalahannya dengan berupaya memperlambat penyebaran berita itu ke wilayah Asia.
Namun para operator Telegram di Bandung yang saat itu tidak tersegel oleh Jepang dapat menerima informasi dari Tokyo tentang kekalahan Jepang. Sehingga Operator Telegram tersebut dapat meneruskan informasi tersebut kepada para pemuda di Jakarta.
Kemudian para pemuda di Jakarta mendesak para pemimpin Bangsa untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan, Jika kemerdekaan tidak segera diumumkan Indonesia akan kehilangan momentum, menurut golongan Muda.
Golongan tua yang bersikukuh menunggu kepastian dari pemerintah Jepang tentang kemerdekaan RI tidak mau gegabah dan terjadinya pertumpahan darah.
Sedangkan Golongan muda menginginkan Soekarno Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya.
Puncak perbedaan pun terjadi Para pemuda yang dipimpin oleh Chaerul Saleh kemudian mengadakan rapat, Wikana dan Darwis diutus guna menemui Bung Karno untuk memaksa beliau segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Kemudian para pemuda memutuskan untuk mengamankan Bung Karno dan Bung Hatta dari pengaruh Jepang.
Tempat yang dipilih sebagai tempat pengamanan kedua tokoh bangsa tersebut adalah Rengasdengklok.
Di Jakarta Wikana dan Ahmad Soebardjo negosiasi dan kemudian golongan tua menyetujui untuk memproklamasikan Kemerdekaan, dan kemudian Soekarno – Hatta dibawa kembali ke Jakarta untuk segera merumuskan Proklamasi kemerdekaan.
Dari rentetan peristiwa yang terjadi sejak Kebangkitan Nasional sampai Kemerdekaan Indonesia begitu besar peran pemuda dalam gerakan gerakan Nasional.
Hari ini kita sebagai generasi penerus sudah menjadi tugas kita untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan dahulu dengan cara mengisi kemerdekaan Indoneisa dengan hal-hal yang positif, mengharumkan nama bangsa dengan karya yang nyata.***
Oleh : Yayan Nuryaman
PC Pergunu Kabupaten Kuningan