KUNINGAN (MASS) – Dalam upaya peningkatan percaya diri dan kualitas, Ikatan Mahasiswa Kuningan (IMK) Wilayah Cirebon menyelenggarakan acara seminar.
Acara seminar Pendidikan Berbasis Gender pada Selasa (27/07/21) dengan mengusung tema “Pembentukan Kepercayaan Diri dan Peningkatan Kualitas Kader IMK dalam Memahami Isu-isu Gender di Masyarakat”.
Acara sendiri diadakan di Gedung Serbaguna Desa Kertayasa, Sindangagung. Program ini merupakan bentuk pelaksanaan dari salah satu bidang di IMK, Pengembangan Keperempuanan (PK).
Adapun acara digelar terbatas dengan hanya dihadiri 15 peserta dari anggota lalu ditambah beberapa peserta dari posyandu remaja desa.
Ketua bidang PK, Regita, mengutarakan bahwa tujuan diadakannya Pendidikan Berbasis Gender ialah untuk menambah wawasan serta mengembangkan kualitas kader-kader IMK dalam memahami isu-isu gender di masyarakat.
“Sebenarnya sangat disayangkan sekali karena adanya pandemi dan peraturan PPKM ini kita hanya bisa menghadirkan sedikit peserta (dengan prokes yang ketat), padahal materi yang disampaikan sangat luar biasa,” ujarnya.
Dalam pembukaannya, seminar ini dihadiri langsung oleh ibu Hj Ika Siti Rahmatika S E selaku Bunda Genre Kuningan.
Hj Ika mengatakan bahwa isu-isu gender ini merupakan suatu hal yang sangat krusial untuk dibahas, oleh karenanya.
Istri bupati ini mengaku mendukung penuh kepada IMK dengan diadakannya acara seminar ini.
Dikatakan, pernikahan dini dan pergaulan bebas sedang marak terjadi, telebih di era yang digital ini anak-anak dapat mengakses dengan bebas rasa keingintahuan mereka lewat berbagai platform internet.
“Tetapi dengan adanya program-program yang mengedukasi masyarakat seperti salah satunya kampung KB, alhamdulillah hal semacam itu sangat minim terjadi di Kuningan,” jelasnya dalam sesi pembukaan seminar.
Ketua Umum IMK Yayat Hidayatullah juga berharap, kedepannya kader-kadernya mampu menjadi pribadi yang percaya diri, menjadi promotor dalam mengkaji, juga senantiasa memberi edukasi perihal isu-isu gender di masyarakat.
Minimalnya, masih kata Yayat, dimulai dari lingkup keluarga. Lebih dari itu, dirinya menyebut bahwa program ini selaras dengan upaya pemerintahan dalam melaksanakan strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) di Kabupaten Kuningan.
Tentu tonggak utama untuk mewujudkan kesetaraan hak laki-laki dan perempuan adalah pengetahuan tentang gender itu sendiri.
Maka pihaknya berupaya memberi ruang belajar lewat program Pendidikan Berbasis Gender.
Hal ini guna memberikan pemahaman agar perempuan dan laki-laki saling memahami dan saling mengerti, hingga puncaknya adalah saling menghormati dan tidak terjadi kesenjangan antara perempuan dan laki-laki.
Dalam seminar itu, diisi oleh 4 pemateri sekaligus, yaitu Hj Eva Nurlatifah S Pd i (Pegiat Gender) dan Anas S Sos, M Si, MM (Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial DPPKBP3A) yang dalam talkshownya membahas mengenai Sex Education dan Nikah Muda.
Lalu dua pemateri lainnya yaitu Pajri Astuti S Sos dan Putri Jianti S H membahas mengenai toxic relationship, kekerasan seksual, dan be yourself.
Antusias para peserta terlihat ketika sesi diskusi berlangsung, mereka aktif bertanya dan memanfaatkan peluang diskusi dengan baik.
Tidak hanya berhenti pada pembekalan materi, demi menyuarakan kesetaraan gender, para kader IMK nantinya akan mengadakan sosialisasi lebih lanjut ke masyarakat.
“Setelah pemberian materi, sebulan kedepan, kader-kader IMK akan ditempa dalam menggali dan memahami isu-isu gender dengan sistem mentoring yang nantinya akan ada sosialisasi lanjutan ke khalayak lebih luas. Bisa berupa dor to dor dari desa ke desa, ataupun lewat tulisan di media,” ujar ketua umum. (Eki)