KUNINGAN (MASS) – Berbicara mengenai permasalahan kemanusiaan dan social tidak akan pernah bisa trelepas dari pola kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.
Perempuan jga seringkali dijadikan sebagaiwarga negara yang di nomor duakan, sehingga adanya ketidak adilan gender lebih banyak di alami oleh kaum perempuan.
Padahal jika dilihat dari kacamata Islam perempuan itu sudah mencapai posisi dimana ia di muliakan bahkan perempuan juga di abadikan dalam Al-Qur’an dengan nama surat An-nisa.
Tanpa disadari pula bahwa perempuan juga sangat berperan dalam keluarganya, karena kesuksesan seorang suami ada isrti hebat yang selalu di sampingnya.
“Seseorang pernah datang dan bertanya kepada Rasulullah SAW. “Siapa yang lebih diutamakan (untuk menerima) perbuatan baikku?” Nabi menjawab “ibumu” “setelah itu siapa lagi “ “ibumu” “setelah itu siapa lagi” “ibumu” setelah itu siapa lagi” “bapakmu” (H.R Mutafaqun ‘Alaih) .
Kodrat perempuan dalam Islam tidak pernah sama sekali adanya pengurangan hak perempuan dan juga ketidak adilan terhadap perempuan. Karena Islam diturunkan untuk laki-laki dan perempuan.
Bahkan jika dilihat dari kesempurnaan Islam, manusia yang namanya perempuan diatur dalam tatanan yang sempurna. Maka dari itu setiap apapun yang dilakukan oleh perempuan jangan pernah sampai mengurangi derajat dan martabatnya sebagai perempuan.
Jika berbicara mengenai kepemimpinan, dalam Islam sebenarnya tidak ada ayat yang menyatakan bahwa Perempuan tidak boleh menjadi seorang pemimpin, pemimpin disini yang dimaksud adalah menjadi pemimpin pemerintahan.
Di dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa perempuan juga boleh menjadi pemimpin pemerintahan di bumi ini, terdapat dalam Q.S Al-Baqarrah ayat 30, yang artinya :
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi….”
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah berseru kepada para malaikat dan mengatakan bahwa manusia di muka bumi ini dijadikan sebagai khalifah, khalifah yang dimaksud adalah seorang pemimpin, penguasa di muka bumi ini.
Bahkan ada ayat lain juga yang menyatakan bahwa perempuan bisa menjadi seorang pemimpin, yang mana kita bisa lihat dalam ayat yang mana dalam cerita ratu balqis.
Ia adalah seorang perempuan yang memimpin di suatu Negara yang mana ratu balqis ini mempunyai kekuatan power dan mempunyai rasa tanggung jawab atas apa yang embannya.
Tak pernah bisa di pungkiri bahwa kenyataan yang terjadi pada saat sekarang yang terjadi adalah banyak nya kekerasan yang terjadi, dan yang menjadi korbannya adalah perempuan.
Banyak para wanita yang di perkerjakan tetapi gaji mereka lebih kecil dari gaji laki-laki, dan kebiasaan yang terjadi yang masih menjamur sampai sekarang adalah penomor dua an bagi seorang perempuan itu sendiri.
Maka solusinya adalah kita sebagai kaum perempuan mari kita bangkit dari zona nyaman. Mari hapuskan budaya patriaki yang sudah menjalar luas di Negara ini.***