KUNINGAN (MASS) – Kita tau, sebagai perempuan banyak sekali tuntutan, dituntut untuk bisa ini dan itu.
Pernah mendengar orang banyak menanyakan’’ kapan nikah’’? Kalo di kantor mulu, ‘’Kok sering pulang malam’’? rapat organisasi lagi?
‘’emang mau jadi dewan’’? ngapain sekolah tinggi-tinggi?’’berani amat kemana-mana sendirian’’? Emang aman?
‘’Ngangkat galon aja susah’’, pakai so soan punya tenaga. ‘’mau invest sckincare?’’ kalau jelek ya tetep aja jelek. ‘ gendutan ya ‘’ kok sekarang jerawatan?
Ketika dihadapkan penilaian orang-orang, apakah itu akan menjadi beban? Atau malah akan menjadikanmu sebagai tantangan untuk membuktikan mereka salah?
Ini relate sekali dengan kehidupan kita, sebagai perempuan, kita sering sekali dituntut segudang pertanyaan yang terus dicecer terhadap perempuan.
Sterotif perempuan di masyarakat sangat special. Perempuan sering sekali dianggap lemah.
Salah satunya perempuan dianggap tidak bisa melakukan sesuatu dalam satu waktu, perempuan dituntut untuk dirumah saja, sekolah tinggi-tinggi ujung-ujungnya di dapur.
Padahal perlu kita ketahui bahwa pendidikan pertama adalah dari seorang ibu, karena ibu adalah perempuan juga.
Dan anak perempuan ini pun akan berkeluarga, jadi jika kita ingin memajukan suatu bangsa, kita lihat kualitas perempuannya itu sendiri.
Menurut syair arab ‘’Perempuan adalah tiang Negara, apabila kaum perempuannya baik ( berakhalkul karimah) maka baik Negara itu, dan bila perempuanya rusak (amoral) rusaklah Negara itu.
Stigma sterotif ini bisa muncul dimasyarakat dikarenakan dua factor, yakni public stigma dan internalisasi stigma.
Public stigma adalah kebiasaan dan keyakinan masyarakat disuatu tempat yang sengaja menjatuhkan pihak-pihak minoritas.
Sedangkan internalisasi stigma stigma yang datang dari dirinya sendiri yakni kita sebagai perempuan selalu menganggap bahwa dirinya memang lemah ini lebih bahaya.
Dan untuk itu akhirnya kita sebagai perempuan harus punya satu pilihan, dan pilihan itu adalah hak setiap manusia tanpa dan tentunya tidak menyalahi kodrat kita sebagai perempuan.
Sebagai perempuan kita memiliki freedom of choise. Kebebasan untuk memilih, pengambil keputusan yang mana artinya kita sebagai perempuan harus terlibat dalam setiap proses yang terjadi dalam hidup kita.
Jangan sampai proses itu diambil oranglain, dan ketika suatu hari nanti jika ada orang lain yang menanyakan beberapa pertanyaan seperti ‘’kok jadi IRT?’’ ‘’ngapain sekolah tinggi-tinggi?’’
Kita tak perlu lagi galau untuk itu. Kita tidak lagi teromabang-ambing atas omongan oranglain, karena kita sudah menemukan proses diri dalam menerima apa yang akan dilakukan dalam hidup kita.
Salah satu cara untuk perempuan-perempuan yang masih bingung untuk mengetahui kekuatan sadar akan pilihannyaadalah dengan :
Susun prioritas yang kamu butuhkan dan inginkan.
Gave to the pause, artinya bukan berarti perempuan harus berhenti untuk selamanya, tapi mencoba untuk sejenak mendengarkan isi hati kita.
Coba tanyakan pada diri sendiri apa yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Karena banyak sekali kasus yang terjadi dalam perempuan yang mana mereka stress, bingung, bahkan bunuh diri karena mereka tidak tau apa yang mereka inginkan dalam hidup.
Menurutnya kebahagian itu, ketika ada seseorang yang memberikan sesuatu dalam hidup mereka. Jadi mereka tidak bisa mengaktualisasikan apa yang membuat dirinya bahagia.
Kita sadar apa yang kita rasakan,dan melakukan apa yang harus kita lakukan.
A save your value. Kita harus memiliki nilai dalam diri kita.
Self position/ belas kasih dalam diri kita, terkadang kita sering sekali kasihan sama orang lain tapi ke dirinya sendiri nya tidak.
Self your love yaitu bukan hanya memanjakan diri untuk pergi ke mall ketika gabut, tapi bagaimana kita mampu menerima diri kita apa adanya, mampu mengaktualisasikan apa yang kita inginkan agar kita mampu memiliki values yang kuat. Penelitian di Amerika ‘’perempuan yang mampu mengambil keputusan dalam sebuah pekerjaan atau hidunya. Ia adalah perempuan yang bijak dalam mengatur keluarganya.
Bertanggung jawab dalam keputusan. Jika keputusan kita salah, kita akan mengambil tanggung jawab itu, kita akan belajar dri kesalahan itu, kita akan memafkan diri kita, kita akan lebih menghargai oranglain,menerima perbedaan orang lain kita tidak akan dippensive lagi mengganggap diri kita paling benar, lebih percaya diri.
Perlu di ingat bahwa kesuksesan kita itu,tergantung dari berbagai proses yang telah kita lewati.
Kita anggap penilaian orang lain biarlah menjadi motivasi kita dan dorongan untuk menuju kesuksesan.
Silahkan tutup telinga, silahkan memahami diri sendiri, empati dalam dirinya, dan buktikan dengn sebuah prestasi.
Buktikan kepda mereka bahwa kamu memilki value. Lalu dengan begtu kamu akan lebih menghargai diri kamu sendiri.***
Penulis : Diah Al Kaff