KUNINGAN (Mass)- Baznas Kabupaten Kuningan merealisakan program bedah rumah tidak layak huni yang dialokasikan untuk 10 rumah. Propgram ini hasil kerjasama dengan Baznas Provinsi Jawa Barat.
Untuk bedah rutilahu sebnyak 10 rumah itu dianggarakna dana sebesar Rp100 juta. Ke 10 titik itu tersebar di desa dan kecamatan yang berbeda-beda.
Launching realisasi program bedah rutilahu ini dilaksanakan di Desa Muncangela Kecamatan Cipicung Selasa (25/4/2017). Ketua Baznas Kabupaten Kuningan H Uba Subari AK mengaku, bersyukur program ini bisa teralisasi.
“Alhamdulliah Kabupaten Luningan termasuk salah satu kabupaten pilihan dari Baznas provinsi karena tidak semua kabupaten dapat bantuan program rutilahu,” ucap Uba
Mantan ketua Gapensi ini mengatakan, untuk kedepan beraharp baznas mmendapat kepercayaan mengelola uang zakat dari provinsi. Selain itu para penerima bantuan dan baik kades maupun masyarakat untuk sama-sama mensukseskan program ini sampai selesai memperbaiki rutilahu.
Sementara itu, Wakil Ketua II Bidang pendistribusian dan pendayagunaan Baznas Provinsi Jabar Drs KH Cecep Komarudin mengatakan, zakat ini perlu sinergitas semua komponen. Baznas provinsi tidak akan bisa merealisasikan bedah rutilahu ini tanpa adanya kerjasama dengan basnas kabupaten.
“Melalui program ini yang merupakan sebagai stimulant memancing potensi semua komponen untuk ikut serta saling berbagi membantu sesamannya melalui potensi zakat yang ada dilingkungan sekitarnya,” ujar Cecep.
Ditempat yang sama Asda II Drs.H Dadang Supardan MSi yang mewakili bupati pada saat itu secara simbolis menyerahan bantuan untuk mustahik. Ia mengapresiasi terhadap kinerja Baznas Kuningan karena telah mampu mendongkrak potensi zakat di Kabupaten Kunigan melalui programnya salah satunya bedah rutilahu ini.
“Program ini lahir sebagai pemicu terhadap gerakan kesadaran masyarakat kuningan peduli terhadap lingkungan. Adapun carannya adalah dengan cara bergotong royong merehabilitasi rumah warga yang tidak layak huni dengan menambah angka partisipasi masyarakat setempat. Tradisi inilah yang dari dahulu yang harus terus dipertahankan sehingga dapat menggairahkan rasa solidaritas yaang berdampak atas kemajuan pembangunan ini,” ucap mantan Kadinsosnakert itu. (agus)