KUNINGAN (MASS) – Proses jenazah di dalam ambulance yang disalatkan di Jalan Lingkar Purwawinangun Kecamatan Kuningan sempat viral. Apalagi proses penguburanya menggunakann APD lengkap.
Hal itu menimbulkan anggapan di masyarakat, bahwa yang bersangkutan positif covid, karena kalau tidak terpapar virus tidak mmungkin seperti itu.
Pihak keluarga awalnya menerima namun belakangan merasa keberatan. Karena ternyata, setelahnya hasil test baru keluar dan yang bersangkutan dinyatakan negative.
Pihak keluarga akhirnya angkat bicara. Mereka keberatan, dan memberukan keterangan kepada kuninganmass.com melalui melalui direct messages Instagram.
Bahkan, penjelasan lengkap juga disampaikan keponakan yang bersangkutan, Muhammad Zakaria F Z warga Jalan Pramuka, Kelurahan Purwawinangun Kuningan.
“Jadi gini, awalnya saya bawa almarhumah pas hari Minggu malam jam 20.00 ke RS Cigugur dikarenakan almarhumag ngeluh sesak nafas. Sampai disana pihak RS Cigugur ngelakuin tindakan sesuai protokol covid-19, diobservasi dulu dan lain-lain di UGD,” jelasnya mengawali kronologis sebenarnya pada kuninganmass.com , Sabtu (23/1/2021) malam.
Setelahnya, almarhumah diobservasi dan dirotgen, dan hasilnya ada bercak di paru-paru. Kabarnya, ada peradangan.
Karena belum ada test swab lanjut dia, maka pasien ditempatkan di ruang isolasi dahulu sesuai standar protokol.
Dari hari Minggu malam sampai Selasa malam belum ada perubahan baik. Lalu di hari Rabu subuh kondisinya memburuk, dan sampai meninggalnya hasil swab belum ada keluar.
Karena belum keluarnya hasil swab, pihak RS menerapkan pengurusan jenazah sampai pemakaman nya dengan cara protokol covid.
“Setelah hasil swab keluar hasil nya negatif, tapi kami pihak keluarga bingung kenapa pemakaman dilakukan sesuai protokol covid. Padahal pihak RS sendiri mengetahui kalau hasil swab dari almarhum negatif,” sebutnya.
Pihak keluarga menuding, sebenarnya hasil swab sudah keluar dari hari Selasa, atau dimana 1 hari sebelum almarhumah dinyatakan meninggal dunia.
“Hasilnya negatif, tapi oleh pihak RS hasil tidak diberikan berupa print out-nya. Jadi dilakukan protokol covid untuk pengurusan jenazah dan pemakaman, yang mana menimbulkan pandangan jika almarhum positif,” ujarnya menyayangkan.
Satu hari setelah yang bersangkutan meninggal, Zakaria mengambil surat keterangan meniggal. Disanapun tertulis negatif. Namun, print out hasil swab pas hari Kamis.
” Tanggapan dari pihak keluarga untuk pihak RS, kalau misalkan seharus nya hasil swab almarhum terbukti negatif dari hari Selasa (1 hari sebelum meninggal) kenapa pengurusan jenazah dari mulai pemandian sampai ke pemakamannya harus menggunakan protokol covid?” tuturnya mempertanyakan.
Dirinya menekankan lagi, kenapa pada hari Selasa (19/01/2020) hasil swab dari almarhumah yang dinyatakan negatif, tidak di berikan ke pihak keluarga dengan bukti print outnya.
Zakaria menilai, diagnosa yang ada di print out dari pihak RS dari awal masuk almh sampai akhir nya pun diresume-nya tertera, bahwa almarhum mengidap sakit lambung, indikasi penyakit lambung.
Dirinya meminta, kedepan terkait informasi yang menyangkut almarhumah, agar komunikasi langsung ke pihak keluarga dan tidak pihak lain. Hal itu ditekankan, agar tidak ada opini liar. (eki)