KUNINGAN (MASS) – Usiamya kini tak lagi muda. Sarki, warga Desa Cibeureum Kecamatan Cilimus yang kini berumur 72 tahun itu, masih setia dengan anyaman bambu yang digelutinya.
Meski kini anyaman sudah tidak lagi populer, Sarki terus menekuni dalam membuat anyaman bambu. Usia, tak menghalanginya pergi ke hutan dan mencari bambu. Kadang ditemani sang anak, kadang sendirian.
Kerajinan yang dibuatnya adalah boboko, bakul. Meski tidak seberapa, tapi itulah yang membuatnya merasa hidup ini lebih bernilai. Melestarikan kerajinan tangan yang sudah turun temurun.
“Saya usaha untuk melestarikan budaya leluhur kita, supaya jangan ilang. Karena diamanatkan leluhur, boboko ini jangan samoai ilang,” ujarnya saat ditanyai kenapa masih mau bergelut di dunia anyaman.
Tangannya masih terampil. Dari mulai mengambil bambu, memotong, membelah meraut hingga mengayam bambu, Sarki lihai.
Meski dengan tingkat pembuatan yang sulit, boboko buatan tangannya ini dihargai cukup rendah. Biasanya, untuk ukuran isi beras 10 kg, boboko dihargai Rp. 35.000, sampai Rp. 45.000,- saja.
Kisah Sarki sendiri, pertama kali diangkat oleh Hana Nining bersama timnya, dalam Channel Youtube Kipas Kupas. (eki)