KUNINGAN (MASS) – Setiap bulan Agustus, setiap tahunnya seluruh rakyat Indonesia bersiap menyambut hari yang sangat istimewa yaitu Hari Kemerdekaan Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus.
Tepat 75 tahun silam, para pemimpin bangsa berkumpul dan presiden pertama Indonesia yakni Ir. Soekarno bersama Mochammad Hatta menyatakan kemerdekaan Indonesia dengan ditandai pembacaan naskah proklamasi.
Soekarno juga menginginkan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan rakyat agar terbebas dari belenggu kebodohan dan keterjajahan. Ia mendorong seluruh rakyatnya bisa mengakses pendidikan tanpa kecuali dan tanpa diskriminasi. Dia mempunyai keseriusan yang sangat tinggi untuk memajukan bangsanya lewat pendidikan.
Untuk mencapai hal itu, ada dua hal yang dilakukan oleh pemerintahan Soekarno: pertama, memastikan setiap manusia Indonesia, tanpa memandang suku, agama, jenis kelamin, status sosial, bisa mengakses pendidikan di semua jenjang. Kedua, memastikan isian/kualitas pendidikan bisa mencerdaskan, menyadarkan, dan memerdekakan manusia Indonesia. Di jaman Soekarno, pendidikan menjadi alat untuk “nation and character building”.
Itu artinya cita-cita founding father kita adalah untuk menjadikan Masyarakat Indonesia agar mencintai bangsanya dan membentuk karakter bangsanya agar pendidikan ini dapat membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan manusia sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai pancasila.
Namun yang terjadi sekarang di zaman posh-modernisme ini adalah terjadinya degradasi moral yang sangat besar pada generasi penerus bangsa yang dampaknya sangat merugikan, dengan berbaurnya budaya antar bangsa, seperti terbangunnya tatacara hidup, kegemaran, serta kecenderungan yang meniru budaya bangsa lain, baik dalam hal makanan, pakaian, hiburan dan setiap aspek kehidupan menjadikan bangsa ini kehilangan identitas sebagai bangsa yang bermoral dan beradab.
Untuk itu, pemerataan dan ketersediaan akses pendidikan ini harus untuk tetap digaungkan oleh seluruh elemen bangsa.
Dunia pendidikan tetap harus tumbuh dan mendapatkan perhatian utama karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi generasi muda agar tetap mampu bersaing dengan bangsa lain di masa depan.
Arief Adriansyah W.P ( PRESMA UNISA)