KUNINGAN (MASS) – Jalan hidup sungguh unik. Hal itu menjadi lumrah untuk siapa saja.
Begitu juga yang dialami Yanyan, lelaki asal Ciawigebang yang kini membuka bisnis obat herbal di Purwasari Kecamatan Garawangi.
Yanyan sendiri mulai menekuni bisnis online sejak 2018. Saat itu, dirinya hanya berbisnis dengan cara dropshiper, dari satu marketplace ke marketplace lain. Tanpa modal, tanpa tempat, bahkan tanpa barang.
Yanyan sendiri merupakan mantan sopir taksi online. Pada akhir 2018 itulah, ketika dirasa penghasilan tidak kunjung menentu, dirinya beralih.
Ia memulai bisnis online, dan dalam waktu 3 bulan, Yanyan mulai bisa mengumpulkan modal untuk membeli stok barang.
Diterangka, pada saat aktif di dropship, ketersediaan stok harus tanya-tanya dulu ke supplier dan itu memakan waktu. Pembeli kelaman menunggu, sehingga batal.
“Tapi alhamdulillah, meski lambat, tapi pasti usaha terus berkembang, dan saya buka edukasi ecourse online juga tentang bisnis dropship dan lain-lain,” ujarnya pada kuninganmass.com Selasa (9/6/2020) sore.
Meski begitu, pada awal 2020-an dirinya mengaku lengah. Modalnya habis karena satu dua hal. Setelah itu, Yanyan kembali menjadi supir taksi online.
“Eh bulan Maret kena pandemi corona, taksi onlie ambruk sepi order. Baru bulan Mei saya coba bangkit lagi hingga hari ini,” tuturnya tanpa menyerah.
Saat ini, Yanyan fokus jualan bisnis online di niche obat, seperti herbal, jamu, obat china, obat oles-oles pria dan sejenisnya.
Selain barang yang dijual original, disebutkannya barang juga relatif lebih murah, apalagi obat seperti itu jarang di jual di toko offline.
Dirinya kembali menggeluti usaha online, selain karena jangkauannya lebih luas, modalnya pun lebih minim, tidak harus sewa tempat dan bisa dikerjakan dimana saja.
Harga yang dijajakan pun cukup beragam, mulai dari Rp15 ribu sampai Rp 300 ribu. Tentu sangat terjangkau.
“Harapan terbesar saya, ingin usaha lebih berkembng supaya bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja, hususnya untuk warga Kuningan,” tuturnya.
Selain itu, dirinya juga berharap ada kebijakan dan kehadiran pemerintah, untuk anak-anak muda yang berbisnis online. Terutama di Kuningan, dimana pebisnis online sudah cukup menjamur.
” Mungkin kita butuh wadah paguyuban yang dinaungi pemerintah, agar bisa membuat edukasi, menjangkau, mengarahkan warga kita ke era digital, bisnis digital go online ke depannya,” ujarnya penuh harap. (eki)