Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Rhoma Irama, Antara Musik Amal dan Eksistensinya yang Tak Terbantahkan

KUNINGAN (MASS) – Pandemi Covid-19 benar-benar telah merontokkan berbagai sendi kehidupan dan aspek ekonomi merupakan yang paling terdampak, sehingga banyak cara dilakukan berbagai pihak untuk membantu meringankan beban yang terdampak.

Salah satunya dilakukan oleh Kompas TV hari sabtu lalu tanggal 22 April 2020, melalui gelaran konser Musik Amal Dari Rumah dengan menggandeng Rhoma Irama dan Soneta Group.

Pertunjukkan musik live dari Soneta Record Depok Jawa Barat yang direlay oleh Kompas TV selain untuk menghibur masyarakat juga dimaksudkan sebagai sarana penggalangan dana secara langsung.

Pertunjukkan berlangsung selama dua jam penuh, di awal acara dana yang terkumpul masih dikisaran Rp.127 juta dan terus merangkak sampai menyentuh angka Rp. 772 juta lebih diakhir acara. Untuk donasinya sendiri masih terus berjalan sampai sepekan kemudian.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Impresif merupakan satu kata yang terlontar sehabis menyaksikan acara tersebut, dan impresi ini terus membekas tidak hanya di hati saya akan tetapi juga penggemar lainnya yang mendorong untuk menantikan penampilan berikutnya.

Performa Rhoma Irama yang fit serta ditunjang permainan para personilnya yang begitu atraktif sungguh sangat memukau. Terlebih Kekompakkan para pemain brass section benar-benar mencuri perhatian saya, karena membuat penampilan Soneta terlihat begitu semarak.

Sebenarnya bukan itu inti topik yang hendak saya bahas, pandemi Covid-19 yang sedang dihadapi jelas merupakan keprihatinan terbesar bersama saat ini, dan Rhoma Irama yang didaulat terlibat dalam penggalangan dana dengan membawa dangdut sebagai daya pikatnya jelas suatu hal yang istimewa.

Terlebih efektivitasnya kentara sekali dengan lonjakkan pergerakkan angka donasi yang signifikan selama acara berlangsung.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Memang secara nominal tidak sebesar hasil konser amal serupa oleh artis lain sebelumnya, akan tetapi menampilkan Rhoma Irama yang sudah menyentuh angka 73 tahun menandakan eksistensinya masih tegak kokoh di blantika musik tanah air.

Terlebih peluncuran single berjudul Virus Corona sebelumnya yang mendapat respon positif menunjukkan eksistensi tersebut bukan omong kosong.

Lagu tersebut sempat masuk rangking #11 Top trending Topic terbanyak ditonton di youtube, dan hingga saat penulis ketika menulis artikel ini sudah ditonton oleh 5,3 juta orang. Belum lagi lagu tersebut sudah diluncurkan dalam versi Inggris untuk jangkauan global.

Berbicara gobal, eksistensi Rhoma Irama sebenarnya sudah diakui sejak dulu di luar negeri sana bahkan apresiasi berupa penghargaan pun sudah tak terhitung. Sebut saja Gelar Raja Musik Asia Tenggara oleh majalah Asia Week pada tahun 1985, The Indonesian Rocker oleh majalah Entertainment yang berbasis di Amerika pada tahun 1992, The South Asia Superstar Legend di Singapura pada tahun 2007, serta berbagai penghargaan lainnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Disamping itu karyanya banyak dijadikan bahan penelitian oleh universitas ternama di luar negeri dan juga banyak tercatat di Smithsonian jurnal resmi dunia yang dirilis oleh Smithsonian Information.

Bahkan Rhoma sangat terkenal di University of Pittsburgh, Pihilladelphia Amerika, mengingat selain karena seringnya dijadikan kajian dalam diskusi juga rupanya musik dan syair Soneta masuk dalam kurikulum universitas tersebut.

Belum lagi lagunya Rhoma Irama sebanyak 200 judul sudah direkam kedalam bahasa Inggris dan Jepang melalui MoU dengan Mr. Tanaka dari Life Record Jepang yang bertempat di Tokyo. Dimana lagu tersebut dibuatkan dalam bentuk laser disc dan compact disc yang dirilis tuk penikmat disana.

Kalau untuk dalam negeri sendiri dengan dikukuhkannya sebagai Raja Dangdut saja sudah menunjukkan eksistensi luar biasa dari seorang Rhoma Irama, mengingat sudah begitu banyaknnya penghargaan yang diterima disini dan hingga detik ini pun tidak ada yang bisa menggeser posisi tersebut.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kembali lagi, konser musik amal tersebut tidak hanya menunjukkan eksistensi Rhoma Irama akan tetapi juga menunjukkan betapa dangdut dan Soneta merupakan satu kesatuan nafas yang begitu lekat. Boleh dibilang Rhoma dan Soneta merupakan ruhnya musik dangdut yang membuat dangdut tetap eksis hingga saat ini.

Dangdut kuat karena ada Rhoma Irama sebagai tokoh dibaliknya yang telah memperjuangkan dan membesarkannya melalui revolusi yang terukur dan terstruktur mengikuti perkembangan musik di jamannya.

Akhirnya kita berharap bahwa pandemi ini segera berakhir, upaya penggalangan dana sebagaimana yang dilakukan Kompas TV bersama Rhoma Irama dan lainnya setidaknya semoga bisa ikut andil dalam meringankan beban bangsa ini.***

Penulis : Agus Fitriyana
Fans Berat Rhoma Irama dan juga anggota Fans Of Rhoma Irama and Soneta (FORSA) Kuningan

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Netizen Mass

(Tulisan Dalam Rangka HUT Rhoma Irama Ke-77 Tahun)

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Tulisan ini dibuat dalam rangka menyambut hari jadi ke-73 tahun Rhoma Irama tepat tanggal 11 Desember 2019 nanti. Mengkomparasikan dengan angka...

Advertisement