KUNINGAN (MASS) – Dimulai dari fase masuknya wabah Pandemi Global COVID-19 masuk ke Indonesia, Perawat adalah profesi yang harus menjalankan kewajiban profesinya untuk menjadi garda terdepan dalam menanggulangan virus ini di pelayanan kesehatan.
Ketika hampir sebagian besar ASN melakukan WFH diikuti juga dengan para karyawan swasta, maka salah satu tenaga professional dalam bidang kesehatan yang masih harus bekerja dan tetap melakukan pengabdian adalah perawat.
Perawat terutama mereka yang bekerja di Rumah Sakit (RS) Pemerintah, swasta , puskesmas dan Klinik yang menjadi rujukan perawatan pasien Covid-19 yang bertugas menghadapi sebuah pilihan antara tetap bekerja menjunjung tinggi profesionalisme atau mementingkan keamanan pribadi dan keluarga.
Dalam pelayanan kesehatan, terutama dalam kondisi wabah Covid-19 saat ini, perawat mempunyai beberapa peran, yaitu sebagai caregiver yang merupakan peran utama dimana perawat akan terlibat aktif selama 24 jam dalam memberikan asuhan keperawatan ditatanan layanan klinis seperti di rumah sakit.
Selain itu, perawat juga mempunyai peran sebagai edukator, dimana berperan sebagai tim pendidik yang memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Perawat berperan dalam memperkuat pemahaman masyarakat terkait dengan apa dan bagaimana covid-19, pencegahan dan penularan, serta bagaimana meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan sense of crisis, sehingga masyarakat menjadi waspada dan menerapkan perilaku pencegahan dan hidup sehat, dan tidak panik.
Selain peran tersebut, perawat juga berperan dalam advokat dimana perawat akan membantu mengurangi stigma bagi pasien dan keluarga yang terindikasi covid positif. Secara umum, perawat mempunyai peran yang sangat penting baik dari segi promotif, preventif, dan pelayanan asuhan keperawatan dalam kondisi wabah covid-19.
Semua perawat yang saat ini berkutat dan terlibat dalam perawatan pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit di dunia dan di Indonesia telah mengorbankan apa yang disebut sebagai kepentingan pribadi dan keluarga. Para perawat telah mengorbankan keselamatan dan menghadapi ancaman tertular virus yang bisa berakhir pada kematian.
Sebagai bagian dari garda terdepan dalam menangani kasus Covid-19, tidak sedikit yang mengalami kelelahan baik secara fisik dan juga secara mental. Tingginya beban kerja mereka dalam menangani kasus covid-19, langkanya fasilitas alat pelindung diri (APD) serta kebutuhan nutrisi yang belum tentu adekuat, membuat imunitas tubuh menurun, sehingga resiko tertular virus semakin meningkat. Saat ini tercatat setidaknya sudah ada dua belas perawat di Indonesia yang positif terinfeksi covid-19 dan meninggal dunia.
Merasa prihatin dengan kondisi yang terus berkembang itu pengurus DPD PPNI Kabupaten Kuningan pada hari Sabtu (11/4/2020) melakukan distribusi APD, support vitamin nutrisi, Cairan Desinfektan dll kepada perawat pelaksana di Kabupaten Kuningan yang terbagi dalam 15 zona kepengurusan DPK PPNI se Kabupaten Kuningan.
Diantaranya, DPK RSUD 45, DPK RSUD Linggajati, DPK RS Juanda, DPK RS Sekarkamulyan, DPK RSU EL-Syifa, DPK Hasna Jantung Kuningan, DPK RS KMC Luragung dan Kuningan, DPK RS Wijaya Kusumah, DPK Puskesmas Zona Kuningan, DPK Puskesmas Zona Kadugede, DPK KLINIK FASYANKES, DPK zona Pendidikan STIKKU, DPK Puskesmas zona Luragung, DPK Puskesmas Zona Ciawigebang, DPK Puskesmas zona Cilimus.
Bertempat di Sekretariat PPNI Kabupaten Kuningan (KLinik Pratama Husnul Khotimah Kuningan) Jajaran pengurus DPD menyerahkan secara bertahap bergilir APD (Pakaian hazmat), support vitamin dan nutrisi, susu, cairan Desinfektan dll kepada perawat pelaksana di Kabupaten Kuningan yang terbagi dalam 15 zona kepengurusan melalui ketua pengurus DPK.
Ketua DPD PPNI Kabupaten Kuningan Tineke, Thalib, S,Kep memberikan pernyataan bahwa ini adalah bentuk support kepada anggota yang sedang berjuang di frontliner pelayanan kesehatan di seluruh kabupaten Kuningan.
“Kami menyadari support yang kami distribusikan sangat jauh dari mencukupi karena jumlah perawat di Kabupaten Kuningan mencapai 1400 maka saat ini baru sistem prioritas resiko dan insyallah kita terus menggalang dana untuk support selanjutnya,” jelasnya. (deden/rl)