KADUGEDE (MASS) – Di Kabupaten Kuningan, banyak sekali daerah yang berawalan dengan kata ‘Windu’, sebut saja Windujanten, Windusengkahan, Winduhaji dan yang lainnya. Tentunya, setiap daerah memiliki sejarahnya masing-masing, pengambilan nama pun tentu sangat berkaitan dengan sejarahnya masing-masing.
Salah satunya adalah Desa Windujanten, desa yang berada di Kecamatan Kadugede dan berbatasan langsung dengan Kelurahan Cigadung, Cibinuang, Cipondok dan Babatan tersebut memiliki kisah yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.
Salah satu perangkat desa, Indri Nurdiana membagikan sekilas sejarah desanya pada kuninganmass.com pada Rabu (4/3/2020) lalu. Dari keterangan yang diberikan Nurdiana, Desa Windujanten ditemukan dan terinspirasi dari perjalanan Buyut Kidul.
Buyut Kidul sendiri adalah anak dari Dalem Cibinuang, dirinya berkelana mencari tempat yang cocok untuk dirinya tinggal. Beberapa tempat yang sempat disinggahinya seperti Cadas Gempal, Tarikolot, Kertayuga, dan Ciparay. Pada akhirnya, daerah yang dipilihnya adalah Ciparay yang kini menjadi Dusun Wage di Desa Windujanten.
“Dulunya Ciparay ini masih hutan belantara, setelah Buyut Kidul jadi banyak yang tinggal di sana dan menjadi pemukiman,” ujarnya.
Setelah menjadi sebuah daerah yang ramai, Buyut Kidul memikirkan sebuah tempat pusat kegiatan dan nama daerah. Dirinya mengumumkan sebuah sayembara agar seseorang menentukan tempat pusat kegiatan dan menjadi pimpinan di wilayah tersebut. Sayembara tersebut berupa mengangkat alat tabuh, dog-dog.
“Sayembara ternyata dimenangkan oleh Buyut Puji, anak dari Buyut Kidul sendiri. Dan tempat pusat kegiatan itu, kini dikenal sebagai Desa Windujanten,” terangnya.
Nama Desa Windujanten sendiri, konon diambil dari musyawarah yang sebagian besar dihadiri oleh keluarga Buyut Kidul. Dalam musyawarah tersebut, diceritakan kembali perjalanan Buyut Kidul menemukan tempat tersebut yang ternyata menghabiskan delapan tahun.
Windu, atau sewindu artinya 8 tahun, serta Janten, dalam Bahasa Sunda artinya jadi. Maka, untuk mengenang perjalanan 8 tahun yang berhasil menemukan tempat yang cocok itulah, dinamai Windujanten. (eki)