KUNINGAN (MASS) – Ternyata perjuangan 41 jamaah yang akan berangkat ke tanah suci sangat luar biasa. Hal ini karena mereka ingin benar-benar umrah.
Dari informasi yang kuninganmass.com peroleh dari para jamaah pada Senin malam mereka sempat setor uang Rp80 juta. Uang ini hasil patungan agar bisa berangkat.
Baca berita sebelumnya:https://kuninganmass.com/incident/gagal-berangkat-umrah-41-jamaah-datangi-mapolres/
“Kami Senin malam setor Rp80 juta kepada penanggungjawab jamaah. Alasan untuk menutupi kekurangan. Saya sendiri matung Rp3 juta. Hal itu agar bisa berangkat,” ujar salah seorang jamaah kepada kuninganmass.com, Selasa (5/2/2020) usai salat magrib.
Diterangkan, penanggungjawab jamaah sendiri ada di Jakarta. Kemungkinan uang yang disetor itu bukan digunakan untuk menutupi kekurangan untuk pembuatan visa jamaah Kuningan tapi Bekasi. Dugaan sementara penanggungjawab terjerat hutang yang sangat besar sehingga tidak bisa membayar biaya keberangkatan baik untuk visa ataupun biaya umrah.
“Kebanyakan jamaah adalah yang benar-benar baru berangkat sehingga meraka sangat shok. Saya sendiri mau berangkat karena orang tua sebelumnya berangkat dengan menggunakan jasa penanggungjawab yang memberangkatkan saya,” tandasnya.
Sementara itu, Ivan Nurahmadi asal Desa Karangatawang yang mengaku sebagai pembawa jamaah, sudah berusaha semaksimal mungkin agar bisa berangkat, baik berhubungan dengan penanggungjawab jamaah yang menghubungkan jamaah dengan pihak travel dan umrah, maupun provider.
“Mau berangkat gimana uang untuk pembayaran visa saja belum dibayarkan sepeser pun. Pihak provider siap membantu untuk mengurus visa tapi minta waktu beberapa hari,” jelas Ivan yang dalam kasus ini kenak ‘getahnya’.
Ia mengaku dalam pemberangkatan jamaah umrah tidak berhubungan dengan pihak tour and travel, tapi berhubungan dengan penanggungjawab. Ia percaya kepada penanggungjawab karena orang Kuningan dengan seorang ustad.
“Saya sendiri sudah beberapa kali diberangkatkan umrah sehingga saya percaya dan baru kali ini gagal berangkat. Saya curiga memang uangnya kepake,” jelasnya.
Dengan kejadian ini lanjut dia, banyak jamaah yang minta uang dikembalikan. Sedangkan pihak penanggungjawab mengaku, sanggup mengembaliikan dengan cara dicicil dari tanggal 15 Februari hingga akhir bulan.
“Penanggungjawab berbicara seperti itu kepada saya. Namun, yang pasti kami menunggu hari Kamis karena akan ada pertemuan. Kami makanya tadi langsung lapor hanya konsultasi saja,” jelasnya.
Sementara Asep, keluarga dar jamaah yang gagal berangkat mengaku, yang berangkat adalah ibunya, kakek dan nenek. Ia percaya ke penanggungjawab karena beberapa kali sukses memberangkatkan jamaah.
“Baru ini gagal dan memang terjadi penundaan empat kali dengan sekarang. Kami menunggu itikad baik dari penanggungjawab,” jelasnya.
Sementara itu, dari pantauan kuninganmmass.com, banyak jamaah terlihat shock terlebih kebanyakan mereka adalah lansia. Impian berangkat ke tanah suci sirna seketika. Padahal mereka sudah syukuran sebelum keberangkatan.
“Bukan hanya kerugian materi tapi juga kami malu. Sudah syukuran dengan tetangga.Eh, tidak jadi. Kalau rata-rata setiap syukur Rp2 juta belum juga ongkos, berapa puluh juta kerugian jamaah tentu sangat banyak,” ujar salah satu jamaah sambil memeluk ibunya sambil menangis. (agus)