Oleh: Abun Burhanudin
Beruntung Bu Marlina melihat. Bu Marlina kaget Aldi hanya sendiri. Dengan penuh kasih, Bu Marlina memberi Aldi makan. Aldi makan dan minum dengan lahap sekali. Bu Marlina sampai menitikkan air mata.
Di sebuah tempat, Leni sedang melangsungkan pesta pernikahannya dengan Yuda. Leni nampak cantik dan anggun dengan busana pengantin, Yuni ada di dekatnya juga. Tidak sedikitpun Leni ingat akan Aldi yang ditinggalkannya. Hanya Yuni yang sesekali termangu dan terbayang dengan sosok Adiknya. Tapi suasana pesta segera melenyapkan bayang-bayang itu. Pesta pernikahan yang kecil namun cukup meriah itu berlangsung hingga malam. Yuni lelap di kamar rumah Yuda yang mewah yang kini jadi tempat tinggal mereka.
Aldi pun lelap di depan pintu rumahnya. Airmatanya sudah kering. Wajahnya sudah pucat, dari mulutnya hanya terdengar bisikan, “Mama di mana? Apa salah Aldi? Kenapa Aldi ditinggal sendiri…?
Aldi takut…!”
Bu Marlina dan suaminya datang. Keduanya memeriksa Aldi. Tubuh bocah itu panas. Bu Marlina membangunkan Aldi dan mengajaknya untuk tinggal di rumahnya, tapi Aldi berontak, dia tidak mau, dia mau menunggu ibunya. Bu Marlina sampai menangis iba. Bu Marlina mengutuk ibu Aldi yang meninggalkannya sendirian.
Esoknya, di kala Leni dan Yuni sedang sarapan bersama Yuda. Aldi di depan rumahnya sedang berusaha menulis sesuatu dengan mata terus meneteskan air mata. Tubuh Aldi sudah tidak terurus, bola butut di sampingnya sudah kempes. Aldi kembali menunggu Leni di depan pintu rumahnya hingga gelap tiba.
Leni mulai membaringkan tubuhnya, ada sesuatu yang mengganjal pikiran. Ketika lelap, Leni seperti melihat wajah Aldi yang
pucat. Dalam bayangannya Aldi menangis di depannya sambil teriak, “Kenapa kau buang aku, ibu…!!” Leni tersentak, pucat wajahnya. Yuda kaget. Leni teringat, bahwa dia sudah meninggalkan Aldi sendiri di rumahnya selama berbulan-bulan.
Pagi harinya, Leni dan Yuni segera kembali ke rumah mereka dulu yang kini sudah ditumbuhi oleh banyak rumput di
halamannya. Leni segera teriak-teriak memanggil Aldi. Tapi tidak ada jawaban, yang Leni temukan hanya sebuah bola butut yang kempis dan sepasang sepatu usang milik Aldi. Leni menangis, dia menyesal sudah meninggalkan Aldi.
Bu Marlina muncul, Bu Marlina langsung menampar Leni dan memaki-makinya. Leni minta pada Bu Marlina supaya diberitahu dimana Aldi. Bu Marlina menangis, Bu Marlina menceritakan bahwa Aldi selalu menunggu kepulangan Leni dan Yuni. Tapi Leni tidak pernah pulang, Aldi menangis dan hanya meninggalkan sebuah tulisan tangan,
“Ibu marah ya sama Aldi, maafin Aldi ya bu…
Tapi tolong, Jangan Tinggalkan Aldi…, ibu…! Aldi takut…”
Sontak saja Leni kembali menangis. Leni histeris, minta diberitahu dimana Aldi. Bu Marlina memberi tahu, bahwa seminggu
yang lalu Aldi sudah meninggal dan sudah dikuburkan.
Leni sock. Diapun langsung pingsan. Yuda hanya bisa memeluk Yuni yang juga turut menangis. Leni tampak terpaku di samping kuburan Aldi. Leni benar benar menyesal. “maafkan ibu, nak ..” Tapi semua penyesalan tak ada gunanya lagi. * TAMAT*