CIGUGUR (MASS) –Asal mula sebuah nama desa biasanya berkaitan dengan sejarah dibelakangnya, entah itu sekedar fakta sejarah atau mitos dan cerita rakyat yang diturunkan secara lisan. Termasuk salah satu wilayah yang berada di ujung selatan Kuningan, Cigugur. Kelurahan yang saat ini dikenal karena banyaknya peternakan sapi serta penghasil susu tersebut, ternyata memiliki kisah tersendiri.
Salah satu sesepuh di Kelurahan Cigugur yang kini aktif juga di Paseban, Subrata menceritakan bahwa Cigugur memiliki asal nama yang berbeda, pasalnya daerah tersebut dahulu dikenal dengan wilayah Padora. Konon nama tersebut diambil dari nama seorang sakti yang bernama Ki Gede Padora.
“Tapi saking saktinya, jadi banyak yang nantang adu ilmu, yang adu ilmu itu kalah semua, gugur semua, jadilah dikenal Eyang Cigugur,” terangnya saat ditemui kuninganmass.com Rabu (8/1/2020) siang.
Eyang Cigugur sendiri merupakan sebutan bagi Buyut Bayantaka atau Buyut Plumbon. Subrata sendiri mengakui ada beberapa versi cerita tentang nama buyut Cigugur.
“Sanes, sanes pedah eta (guluduk, petir/gugur, red)” saat coba ditanyai Cigugur ada kaitannya atau tidak dengan istilah gugur dalam bahas sunda yang artinya petir atau gledek.
Ada sedikit versi lain dari cerita yang dikemukakan Subrata. Konon Cigugur diambil dari meninggalnya Buyut Cigugur dengan cara yang “moksa” dalam ajaran Hindu Budha, gugur. “Buyut Cigugur kembali pada yang maha kuasa secara utuh, beserta raganya,” terangnya.
Diterangkan Subrata, bahwa Eyang Cigugur hidup sezaman dengan Syekh Gunung Jati. (eki)