KARANGKANCANA (MASS) – Menyikapi tudingan adanya indikasi “main mata” dan praktik money politik dalam proses pilkades di Desa Kaduagung Kecamatan Karangkancana, Calon Kades Terpilih, Ruhayat menggunakan penasehat hukum. Ia bersama Imam selaku ketua timsesnya, memberikan sanggahan atas pernyataan Andi, timses dari calon yang menjadi rivalnya.
Ruhayat (calon nomor 1) dan Imam lewat Kuasa Hukum Abdul Haris SH Rabu (6/11/2019) menandaskan, apa-apa yang diindikasikan itu tidak benar. Terutama soal praktik money politik hingga serangan fajar.
“Tidak ada praktik money politik. Kita cuma memberikan dana operasional ke timses yang bekerja siang dan malam. Kita kasih kepada 40 orang lebih waktu itu. Jadi kita berikan ke tim, bukan ke masyarakat,” kata mereka lewat Haris.
Pembagian kerudung pun, imbuhnya, dikhususkan kepada ibu-ibu yang mau mengantarkan calon. Mereka merupakan anggota keluarga dan kerabat calon, serta para istri tim pemenangan calon.
Terkait pengumpulan KK (Kartu Keluarga) dan KTP (Kartu Tanda Penduduk), itu dilakukan oleh timses jauh sebelum pencalonan. KTP dan KK tersebut diperlukan sebagai syarat pencalonan 5% dari jumlah penduduk desa yang harus dilampirkan.
“Itu jauh sebelum masuk tahapan pilkades. Jadi balon (bakal calon) pun belum, apalagi jadi calon. Nah kami ngasih 50 ribu rupiah sebagai biaya fotocopi. Dan karena belum masuk tahapan, aturannya belum ada,” jelasnya.
Mereka merasa heran kenapa masalah itu baru dipermasalahkan sekarang ini. Termasuk dugaan praktik money politik, keanggotaan panitia 15 dan hal lainnya yang diindikasikan, kenapa tidak pertanyakan sebelum hari H.
“Ini pas udah ada calon terpilih, baru dimasalahkan. Padahal sewaktu hari H, pas turun dari panggung itu ada penandatangan kesepakatan bersama. Semua (para calon) menyatakan pilkades jujur, adil dan sah,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, mereka juga meluruskan pernyataan Andi yang menyebut timses calon nomor 2 turut bekerjasama dengan timses calon nomor 3 dalam upaya membongkar indikasi kecurangan.
“Kami sudah konfirmasi ke pak Nurul Hidayat, ketua tim nomor 2, ternyata tidak tahu menahu. Ia tidak bekerjasama dengan tim nomor 3. Itu hanya sebatas klaim, padahal legowo,” tandasnya sambil menelepon langsung Nurul Hidayat. (deden)