KUNINGAN (MASS) – Jika biasanya ojek adalah lelaki, maka driver yang satu ini adalah salah satu pengecualian.
Namanya adalah Nita Aprillia, gadis yang lahir dan besar di Cipicung, Kuningan tersebut, sudah sekitar 2 tahunan menggeluti profesinya sebagai ojek online, Grab.
“Dulu sih kerja di Bekasi dari 2005 sampe 2012, tapi mamah sakit, jadi pulang lagi ke Kuningan,” ceritanya pada kuninganmass.com, Minggu (3/11/2019)
Sebelum memutuskan untuk menjadi driver ojek online dengan motor Vario hitamnya, Nita juga pernah bekerja di tempat aksesoris di Kuningan. Tapi karena melihat kesempatan di ojek online terbuka, dirinya memilih menjadi driver.
“Ya seneng aja kerja di jalan, jadi tahu daerah juga,” ujarnya.
Nita mengaku pengalaman pertamanya sebagai driver ojek online penuh kekhawatiran dan sadar akan banyak resiko di jalan. Namun dirinya terus bertekad dan menjalani profesinya.
“Lumayanlah, sangat membantu ekonomi,” ceritanya.
Kuninganmass.com mencoba mengulik lebih dalam soal resiko ojek online perempuan. Dan ternyata Nita sangat terbuka, tidak keberatan untuk berbagi.
“Selama ini penumpang sih pada sopan kok, tapi kadang ya kalo gak mau dibonceng perempuan banyak juga penumpang yang cancel, kadang juga kebalik, kalo dapet trip jauh, terus malem dari laki-laki ya saya yang cancel, gak saya ambil,” ujarnya lulusan SMAN 3 Kuningan tersebut.
Dirinya bercerita pengalaman terjauhnya saat menjadi ojek online. Perbah satu kali mengantarkan penumpang ke Plumbon, Cirebon.
“Belum ada rencana lagi sih buat berhenti jadi driver, kecuali kalo nikah, mudah-mudahan cepet ya,” ujarnya sambil tersenyum-senyum.
Selain dirinya, ternyata masih ada beberapa perempuan tangguh yang memilih bekerja sebagai driver online. Dalam komunitasnya saja, ada sekitar 12 pengendara, diantaranya bahkan ada yang lebih muda dan masih study kuliah.
“Jangan milih-milih kerja. Jangan malu. Ya walau kadang ada yang merendahkan. Tapi kita kan niatnya nyari uang yang barokah, halal. Itu paling penting,” pungkasnya. (eki)