KUNINGAN (MASS)- Ada yang beda dibanding Babarit tahun sebelunya yakni jumlah tumpeng raksasa hanya satu. Pada tahun lalu jumlah ada tiga bahkan ada tumpeng berwarna merah putih.
Tumpeng raksasa yang ada hanya satu membuat penonton yang memburu tidak sebanyak tahun lalu. Ternyata menurut panitia tahun tumpeng tahun sekarang berbeda dengan tahun lalu karena tahun 2019 tupeng hanya dari Disporapar. Sedangkan tahun lalu ditambah dari PHBN dan Bagian Umum.
“Yang terpenting adalah khidmatnya dari upacara Babarit karena itu yang ingin kita peroleh. Bukan masalah besar dan banyanya,” ujar Enday.
Tidak jah berbeda dengan pihak Disporapar Kuningan, Bupati Kuningan H Acep Purnama mengatakan, ukuran tidak penting. Yang paling penting khimah dari upacara ini. Karena niat dari Babarit adalah syukuran.
“Tidak menjadi masalah tumpengnya tidak banyak yang terpenting budaya terus dilestarikan. Budaya babarit terus dilestarikan karena merupakan bagian dari aset budaya yang memiliki nilai-nilai budaya, adat-istiadat masyarakat,” ujarnya.
Dan juga merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan yang sudah diberikan kepada Kuningan. Babarit juga untuk mengingatkan dan menghormati jasa para leluhur karena adanya kita tak lepas adanya mereka. (agus)