KUNINGAN (MASS)- Salah satu desa yang sudah berusia ratusan tahun di Kuningan adalah Desa Linggajati. Desa yang terletal di Kecamatan Cilimus ini pada Sabtu (8/6/2016) melaksanakan milangkala ke 518.
Pada acara milangkala yang dipusatkan di alun-alun desa itu dihadiri Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH yang didampingi Wakil Bupati Kuningan M Ridho Suganda. Kegiatan Milangkala yang digagas oleh Karang Taruna Desa Linggajati Purbadireja.
Acara sendiri diisi oleh pagelaran seni dan budaya diantaranya, tari tradisional, tari topeng. Lalu, kaulinan budak lembur, dan pemparan sejarah Desa Linggajati.
Hadir pada kesempatan tersebut Sultan Sepuh 14 Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat beserta keluarga Kesultnanan Kasepuhan. Lalu, Raja Maros Aa Panareka dari Sulawesi Selatan, Camat Cilimus Dra Eny Sukarsih, MSi, Anggota Muspika Kecamatan Cilimus, Kepala Desa Linggajati, serta para tokoh masyarakat.
Acara Milangkala Desa Linggajati diselenggarakan bertujuan sebagai ajang silaturahmi dan halal bihalal di suasana Idul Fitri 1440 H. Dalam Sambutannya Sultan Sepuh menyampaikan apresiasi terhadap unsur jajaran pemerintah desa dan lainnya telah menggali dan mengingat sejarah Desa Linggajati, sekaligus ingin mengetahui situasi Desa Linggajati saat ini.
“Di Desa Linggajati ini sudah ada peradaban baik sebelum Sunan Gunung Jati dan setelah Sunan Gunung Jati serta memiliki sejarah panjang,” jelasnya.
Kemudian generasi muda melalui Karang Taruna Purbadireja bahu membahu dengan Keraton Kasepuhan untuk menyusun sejarah Desa Linggajati, yang terdiri dari beberapa tim untuk menggali sejarah Desa Linggajati, baik dari situs cagar budaya yang ada dan naskah kuno Kuningan Cirebon.
Pada kesempatan itu, Sultan juga sepakat dengan Bupati untuk bersama-sama mempromosikan destinasi wisata di Cirebon dan Kuningan. Baik dari wisata sejarah dan budayanya.
“Kita angkat untuk menjadikan Desa Linggajati menjadi desa wisata sebagai salah satu penggerak ekonomi untuk mensinergikan antara Cirebon dan Kuningan untuk maksimalkan potensi dari kuliner, kerajinan, wisata, pegunungan, pantai, kesenian dan destinasi wisata lainya,” bebernya.
Sementara itu Bupati Acep menyampaikan apresiasi kepada Karang Taruna Purbadireja yang telah mampu menginisiasi kegiatan ini sehingga generasi muda kita dapat meneruskan cita-cita pendahulu.
“Di tengah-tengah zaman sekarang yang modern, masih ada pemuda yang mau menggali sejarah Desa, khususnya Desa Linggajati untuk mengingat sejarah di masa lalu. Mari kita menghormati dan menjungjung tinggi sejarah yang telah ditorehkan oleh para perintis yang telah menanamkan sebuah nasihat dan ajaran yang perlu dilanjutlkan hingga saat ini,” jelasnya.
Diterangkan, Dimana Linggjati memiliki sejarah sangat panjang dan memiliki nilai yang sangat luar biasa dengan diadakannya Perundingan Linggajati. Semoga kegiatan ini akan menjadi pengingat untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa dan masyarakat.
Di akhir sambutannya Bupati menyampaikan Pepatah Hana Nguni Hana Mangke, Tan Hana Nguni Tan Hana Mangke, Aya ma beuheula hanteu tu ayeuna Hanteu ma beuheula hanteutu ayeuna, dimana artinya Ada dahulu ada sekarang, bila tidak ada dahulu tidak akan ada sekarang. Karena ada masa silam, maka ada masa kini, bila tidak masa silam takan ada masa kini.
Dalam kesempatan yang sama Sultan Sepuh juga memberikan data penelitian sejarah Linggjati kepada Kepala Desa Linggajati. Acara milangkala ini dihadiri seluruh warga.(agus)