KUNINGAN (Mass) – Momentum Haul pendiri Ponpes Al Anwar Desa Kadugede Kuningan yakni yakni almaghfurlah KH Anwar ke 76 dan KH Amin Anwar ke 27, kembali diperingati akhir pekan kemarin. Ponpes yang kini dipimpin KH Moch Taufiqulloh Amin, telah berdiri sejak tahun 1926.
Acara dihadiri langsung Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH, Ketua Tanfidziyah PC NU KH Raden Machmud Silahudin, Camat Kadugede, puluhan alumni Ponpes Al Anwar serta masyarakat Desa/Kecamatan Kadugede. Selain menggelar tahlilan sebagai bentuk doa untuk kedua pendiri Pondok, juga diadakan tausiah dengan muballigh KH Memet Anwar Sanusi yang merupakan alumni Ponpes Al Anwar angkatan tahun 1960 dari Rancah Kabupaten Ciamis.
Pimpinan Ponpes Al Anwar Kadugede, KH Taufikullah Amin mengaku, diadakannya acara Haul secara rutin tiap tahun merupakan amanah dari almarhum. Kegiatan tersebut harus dilakukan sebagai salah satu alat perekat silaturahmi para alumni.
“Acara haul ini merupakan amanat dari almarhum untuk terus berlanjut. Ini harus dijaga karena sebagai alat perekat silaturahmi para alumni,” ucapnya.
Kiai Opik sapaan akrabnya juga membeberkan, sejarah Ponpes Al-Anwar. Berawal pada tahun 1926, Ponpes Al-Anwar didirikan oleh almarhum KH Anwar bin KH Rumli di Kampung Dukuh Kecamatan Kadugede. KH Anwar sendiri lahir di kampung Pesantren pada tahun 1887. Ketika menginjak dewasa, KH Anwar menikahi seorang perempuan bernama Ny Hj Siti Rohmah tahun 1911.
“Pada zaman dulu di kampung Dukuh masih awam terhadap pengetahuan agama Islam. Karena itulah beliau (KH Anwar, red) besama istrinya dan dibantu rekan kerabatnya membangun sebuah lembaga pendidikan, yaitu Pondok Pesantren Al-Anwar pada tahun 1925. Sekitar 15 tahun lalu beliau wafat, tepatnya pada tahun 1941 dan kepemimpinan beliau diteruskan oleh anak pertamanya yaitu KH Amin Anwar dan kemudian pada periode kedua Ponpes Al- Anwar dipimpin oleh KH Amin Anwar,” ungkapnya.
KH Amin Anwar yang lahir pada tahun 1917 lanjut Kiai Opik yang kini menjabat sebagai Ketua Rois Syuriah PC NU Kuningan, kemudian wafat pada tahun 1991. Sebelum wafat, almarhum beramanat kepada tiga anak lelakinya untuk meneruskan perjuangannya sebagai pemimpin Ponpes Al-Anwar, dan di periode ketiga, Ponpes Al-Anwar kemudian dipimpin KH Moch Taufiqulloh Amin.
“Pada tanggal 12 Februari 2009, saya menjadikan Ponpes Al-Anwar sebagai Yayasan dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kesosialan, kemanusiaan dan keagamaan,” ucapnya.
Sementara Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH menyampaikan, agar para pengurus dan pengajar di Pesantren Al-Anwar harus lebih mengedepankan citra baik dari pesantren. Tradisi haul sebagai upaya membangun rasa hormat terhadap para pendahulu, yang telah mewariskan nilai-nilai pendidikan dan pengajaran bagi penerus dan ahli warisnya, untuk berpegang teguh pada ajaran agama dalam menjaga martabat dan kehormatan keluarga dan lingkungannya.
“Haul ini sangat kuat dan mengakar di kalangan pemegang Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Paham yang dipegang mayoritas masyarakat Islam di Indonesia, serta peranannya sangat konstruktif dalam upaya membangun persatuan dan kesatuan terutama di kalangan masyarakat kaum muslimin,” ujarnya.
Tak hanya itu, Bupati Acep juga mengajak untuk melestarikan, meneruskan serta mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan di pesantren, terutama yang mengandung nilai-nilai luhur serta positif sehingga nantinya akan berdampak pada regenerasi.
“Generasi penerus penting untuk kelanjutan pondok pesantren, sehingga nantinya syiar islam dapat terus berkesinambungan. Mari kita kembalikan fungsi pesantren ini sebagai salah satu wadah untuk menimba ilmu dan syiar Islam, serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan kita,” pungkasnya. (andri)