KUNINGAN (Mass) – Setelah muncul pernyataan soal rekomendasi DPP PDI Perjuangan yang lebih memprioritaskan calon Petahana maju di Pilkada, Ketua Bappilu DPD PDIP Jabar H Aang Hamid Suganda SSos justru berbeda pendapat. Aang yang pernah menjabat sebagai Bupati Kuningan dua periode itu beranggapan, bahwa rekomendasi DPP PDIP tidak mutlak jatuh kepada calon Petahana untuk maju di Pilkada.
“Ya memang Petahana diberikan suatu prioritas, tapi bagaimana survey juga. Kalau misal dari survey kurang memenuhi harapan, tentunya ini tidak mutlak, kalau ada yang lebih daripada Petahana saya kira kenapa tidak, dan itu sudah aturan dari partai,” ucap Ketua Bappilu DPD PDIP Jabar, H Aang Hamid Suganda SSos saat dimintai keterangan persnya kemarin, Kamis (19/1).
Lagi-lagi Aang menegaskan, bahwa rekomendasi DPP PDIP kepada calon-calon yang akan maju di Pilkada harus berdasarkan hasil survey, sesuai dengan harapan dan aturan parpol. Bahkan, dirinya berpendapat DPP PDIP tidak mutlak mendorong setiap calon maju di Pilkada sekalipun sebagai Petahana, jika tidak memenuhi hasil survey yang sudah ditentukan sesuai mekanisme partai.
“Kalau ada yang lebih dari incumbent, kenapa tidak. Gak mutlak Incumbent, dari hasil survey,” tegasnya lagi.
Lebih jauh, Aang menuturkan, untuk Pilkada di wilayah Jabar sendiri akan digelar sebanyak 16 kabupaten/kota, dan satu Pemilihan Gubernur.
“Jadi, di tahun 2018 ini luar biasa, termasuk Kuningan ya. Karena, di wilayah III saja itu ada Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Majalengka. Belum lagi, ke sebelah selatan ada Ciamis dan Banjar,” sebutnya.
Oleh karena itu kata Aang, sebagai Ketua Bappil DPD PDIP Jabar tentunya sangat berharap, di daerah perbatasan itu supaya dipertahankan. Artinya, apa yang telah diraih saat ini agar terus dikembangkan dan lebih baik lagi kedepan.
“Karena di Jabar ini, partai PDIP hanya mempunyai enam kepala daerah, sedangkan satu ada yang sudah divonis jadi tinggal lima. Sedangkan Jawa Tengah ada 20 lebih kepala daerah dari 38 daerah, dan Jatim juga sudah 17 lebih dari 30 an daerah, dan Jabar memang begitu berat untuk mempertahankan, tapi kita akan bekerja maksimal,” ungkapnya.
Ketika ditanya soal munculnya nama Mohammad Ridho Suganda SH atau yang kerap disapa Edo, yang tak lain putra bungsunya dikabarkan bakal maju di Pilkada Kuningan nanti, Aang mengaku, belum berpikiran jauh ke arah pencalonan Edo di Pilkada 2018.
“Saya kira tidak berpikir sampai kesana, kita juga akan melihat posisi dan kondisi. Karena itu tidak mudah, kita untuk bertarung dalam Pilkada ini dan tidak boleh sembarangan, ya cita-cita tapi kalau tidak ditunjang oleh kemampuan dari beberapa segi, kita jangan berandai-andai dulu lah,” pungkasnya. (andri)