KUNINGAN (MASS)- Tiga bulan menjelang Pemilu. Sejumlah calon anggota legislatif non incumbent melakukan pertemuan silaturahmi di Retisara Lembah Ciremai Kramatmulya pada Sabtu pagi. Mereka membentuk forum yakni Forum Komunikasi Caleg Non Petahana (FKCNP).
Dalam pertemuan itu hadir kurang lebih 50 orang caleg Merek caleg dari berbagai partai untuk mengikuti acara tersebut.
Dari pertemuan tersebut banyak yang dibahas dan mengahsuikan poin penting yang disepatakati semua. Tentu terkait pelaksanaan Pemilu 2019 nanti.
Poin pentinga itu adalah para peserta memandang perlu untuk menyikapi tentang pokir/dana aspirasi anggota DPRD yang menurut informasi akan direalisasikan sebelum pelaksanaan pemilu. Hal ini dikhawatirkan akan dikemas sedemikian rupa untuk mempengaruhi masyarakat.
Dan juga menjadi opini publik dengan harapan masyarakat dapat digiring kesebuah pilihan dan keputusan politik tertentu sehingga mencederai demokratisasi.
Menurut Ketua Forum Nana Rusdiana yang juga caleg dari Partai Golkar Dapil 1 semestinya pemilu dapat menjadi tonggak sejarah bagi reformasi dan demokratisasi, sehingga mampu menciptakan sebuah masyarakat yang cerdas dan beradab yang terbebas dari berbagai bentuk simulacra politik tanpa etika.
“Saya berharap jangan sampai pemilu menjadi ajang “parody politik” pesta politik menjadi pesta kematian politik,” tegasnya. pria yang juga Ketua Barak itu.
Calegd dari PBB Dapil, Zulkarnaen menambahkan kontestasi Pileg itu ibarat sebuah pertandingan harus berlangsung dengan fair play. Kalah menang sudah biasa.
“Yang pasti pemenang itu sudah ada garisan hak dr takdirnya. Sementara yang kalah akan legowo karena memang sekali lagi semua sudah fair play dari seluruh komponen Pileg sendiri,” ujarnya.
Bukan hanya Nana dan Zu di Dapil I, Manaf Suharnaf, Caleg PKB Dapil 2 ikut memeberikan komentar, caleg yang non petahana hanya memohon keadilan kepada pelaksana pemilu. Hal ini agar semua mendapat keadilan dengan menunda pencariran dana aspirasi.
“Saya minta dana aspirasi diluncurkan setelah Pileg. Kendati dana aspirasi itu hak para anggota dewan untuk para konstituen. Tapi biar adil tunda dulu,” pinta Manaf yang dikenal sebagai Ketua Gibas Kuningan.
Setelah Manaf tak ketinggalan Calaeg Paratai Demokrat Dapil I, Rudi Iskandar. Ia paling lantang berbicara dengan harapan semua pihak mendengar kenginian FKCNP.
“Tunda dana aspirasi. Boleh dicariakan setelah pemilu! Supaya caleg non petahana merasakan arti keadilan dalam berkompetisi di Pileg ini,” ujarnya.
Sementara itu, Muhamad Noor ST, Caleg dari PDIP Dapil 4 dan juga Ketua Ormas Siluman mengatakan, mengutip Pancasila sila ke 5 yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Jelas disana keadilan harus tegak bagi siapapun termasuk para caleg non petahana pun meminta keadilan dalam berkompetisi.
“Sebagai perumpamaan dalam ajang pertandingan balap motor pun tidak fair ketika motor 125 cc harus bersaing dengan motor besar 1.000 cc. Jabarkan sendiri apa makna pernyataan ini,” ujarnya mengakhiri. (agus)