KUNINGAN (MASS) – Desa Wisata Sehat mulai dikembangkan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) terlibat di dalamnya. Setelah penandatanganan MoU dengan Disporapar, para dosen perguruan tinggi tersebut memberikan bimbingan teknis kepada Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar).
“Belum lama ini pada tanggal 24 September telah digelar bimtek yang dihadiri kompepar se Kecamatan Pasawahan di Desa Cibuntu. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan kompepar dalam mengembangkan Desa Wisata termasuk Desa Wisata Sehat,” terang Ketua STIKKU H Abdal Rohim SKp MH, kepada kuninganmass.com Selasa (2/10/2018).
Acara dimulai dengan sambutan Kepala Desa Wisata Cibuntu H Awam dan Kabid Kelembagaan dan kemitraan Disporapar H Tono Sumartono SSos. Abdal pun berada di lokasi. Bimtek sendiri disampaikan oleh Cecep Heriana SKM MPH yang merupakan dosen kesehatan pariwisata Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKKU.
Cecep menyampaikan konsep sehat, wisata, desa, desa sehat, desa wisata dan desa wisata sehat. “Desa Wisata Sehat merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan potensi masyarakat, yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku,” paparnya.
Untuk mewujudkan Desa Wisata Sehat, kata Cecep, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Diantaranya, indikator perilaku bersih dan sehat seperti rumah bebas jentik termasuk vektor (serangga, kecoa, tikus).
“Selain itu indicator cuci tangan pakai sabun termasuk cuci peralatan makan pakai sabun dengan air mengalir, tersedia air bersih yaitu seusai syarat kualitas air bersih, tersedia jamban dan memenuhi syarat jamban sehat, makan dengan gizi seimbang termasuk keamanan pangan dan pengolahan makan yang sehat,” bebernya.
Indikator berikutnya, sambung Cecep, aktivitas fisik termasuk penyediaan sarana aktivitas fisik yang aman dan nyaman di desa. Lalu, rumah bebas asap rokok, kebersihan dan kesehatan lingkungan termasuk sampah dan saluran pembuangan air limbah dan rumah tangga yang baik memenuhi syarat kesehatan.
“Berikutnya pencegahan dan penularan penyakit baik langsung maupun tidak langsung. Itulah indikator yang dapat digunakan dalam mengembangan Desa Wisata Sehat,” ucapnya.
Peran kompepar dalam mewujudkan Desa Wisata Sehat diantaranya merubah mindset pada masyarakat bahwa Desa Wisata Sehat penting untuk keberlanjutan (peningkatan kunjungan). Kompepar, sambung dia, harus menggerakkan masyarakat bersama aparat desa untuk mencapai indikator Desa Wisata Sehat.
“Masyarakat sehat maka pengunjung sehat, pariwisata sehat maka pengunjung senang,” tandasnya. (deden)