KUNINGAN (MASS) – Pasca bukber dengan menghadirkan para awak media di Galeri Bumi Aki Kelurahan Winduhaji, Rabu (6/6/2018) petang, akhirnya Cawabup M Ridho Suganda menjelaskan isi tayangan video soal joki nomor antrian pasien RSUD 45 Kuningan. Ia memberikan jawaban secara runut terhadap pertanyaan beberapa wartawan. Mulai dari kebenaran tayangan video, pada acara apa dan dimana serta kapan waktunya.
“Untuk waktu bicaranya, tanyakan saja kepada yang ngupload videonya. Saya lupa kapan dan dimananya,” ujar Edo diawal pembicaraan.
Namun jika dilihat dari sudut pandang yang lain, Edo mengatakan, seharusnya muncul pemikiran kenapa dirinya bicara seperti itu. Mungkin saja, sambungnya, sempat ada warga yang mengatakan, nanti kalau terpilih diminta agar meningkatkan pelayanan kesehatan.
“Kang, nanti kalau sudah jadi tolong tingkatkan pelayanan kesehatan. Jangan sampai ada kejadian bla bla bla. Di situ saya jelaskan, itu pengalaman pribadi saya, datang ke sana mendapatkan kejadian seperti itu. akhirnya saya jelaskan bahwa iya saya pun pernah mendapatkan pengalaman seperti itu,” tuturnya.
Menurut Edo selaku warga Kabupaten Kuningan, pasti tak mengharapkan hal itu terjadi. Cukuplah hanya dirinya saja yang mengalami hal tersebut. Sehingga menurut dia, tidak perlu dibesar-besarkan.
“Karena bagaimana pun juga, kalau memang ada kejadian itu harap diperbaiki. Diharapkan juga pihak manajemen rumah sakit jangan sampai sensitif dengan apa yang saya sebutkan. Justru dijadikan bahan evaluasi yang baik,” ucapnya.
Edo melanjutkan, di kuninganmass.com pihak RSUD 45 sempat mengakui adanya kejadian seperti yang ia alami. Tapi menurut pejabat RS tersebut, orangnya sudah diganti.
Jadi sebetulnya, imbuh Edo, itu sudah terjawab bahwa itu pernah terjadi. Mengenai kapan waktunya, sambungnya, pasti mereka pun lupa.
“Nah menyangkut tanggapan pak Dede Sembada (sidak ke RS), justru itu baik dalam rangka meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan,” kata putra bungsu dari H Aang Hamid Suganda itu.
Kembali dirinya mengulang, apa yang disebutkan di video yang beredar itu merupakan bentuk curhatan hati darinya yang pernah mengalami hal tersebut. Kalaupun memang ada yang mengalami hal itu, ujar Edo, mungkin pernah sama.
“Jadi bukan berarti saya menjudge ini seperti ini, tidak. Saya menjelaskan agar tak terjadi lagi kedepannya. Dan Alhamdulillah sampai hari ini dan sampai tadi disidak sama pak Desem ternyata tak terjadi,” jelasnya. (deden/bersambung)