KUNINGAN (MASS) – Seorang warga Desa Ciherang Kecamatan Kadugede, Susanto merasa kecewa atas studi banding yang dilakukan para wakil rakyat. Pasalnya, agenda tersebut dilaksanakan pada saat rakyat menderita terkena musibah.
“Luar biasa, rakyatnya kebanjiran, wakil rakyatnya main di pantai,” ketus Susanto kepada kuninganmass.com, Jumat (23/2/2018).
Ia sebagai masyarakat merasa kecewa. Pada saat berkunjung ke lokasi kejadian, Susanto tidak melihat satu orang pun anggota dewan yang turun.
“Kenapa studi bandingnya gak dibatalkan?. Padahal pas pemberangkatan, bencana sudah terjadi. Sumpah saya merasa prihatin melihat hal ini,” rungutnya.
Fenomena hobi pelesiran ternyata bukan hanya menjadi dominasi lembaga Legislatif, tapi juga melanda lembaga eksekutif. Bahkan dari beberapa SKPD maupun bagian di lingkup Setda Pemkab Kuningan, tidak jarang terjadi seusai melakukan study contoh di Batam mereka langsung ‘nyebrang’ ke Singapura.
“Dengan alasan yang tak ada korelasinya dengan materi study contoh. Yang menjadi pertanyaan masyarakat, ketika ada ASN yang ‘nyebrang’ ke negara tetangga walaupun tidak bermalam, apakah tidak membutuhkan izin khusus dari instansi atau atasannya?,” kata Susanto.
Seharusnya cara-cara seperti ini jangan dibiasakan karena nanti akan jadi kebiasaan. Kalau piknik pakai uang pribadi, sambungnya, mau keluar kota, luar negri atau keluar angkasa sekalipun tidak masalah.
“Ya enggak masalah sepanjang tak ada aturan yang dilanggar. Saya bicara seperti ini mumpung ada BPK yang mudah-mudahan bisa memberikan peringatan agar tak terulang lagi,” pungkasnya. (deden)