KUNINGAN (MASS)- Begitu mendengar dan melihat foto Bebi Naya Helmaniar siswa SMKN 4 Kuningan yang tergeletak dengan kondisi badan kurus, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan Hj Ika Acep Purnama langsung menjenguknya.
Istri dari Bupati Kuningan H Acep Purnama itu didampingin oleh Bagian Humas Setda Kuningan menjenguk langsung ke rumah sakit KMC pada Rabu (6/12/2017) sekitar jam 14.00. Ika ingin memastikan kondisi Bebi yang sebenarnya.
Ternyata Bebi buka gizi buruk seperti yang ramai diperbincangkan tapi ia menderita TB paru. Meski sedikit geram dengan informasi yang menyesatkan Ika merasa senang bisa mengunjungi anak kedua dari pasangna Rokib dan almarhum Atinah itu.
Ia memberikan motivasi dan semangat agar Bebi cepet sembuh seperti sedia kala. Selain itu juga memberikan bantuan biaya pengobatan dan juga akan memberikan bantuan biaya pendidikan apabila nanti Bebi sudah masuk sekolah.
“Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial dan Kepala Dinas Kesehatan juga telah menjenguk pasien baby di rumah sakit yang sama,” jelasnya kepada wartawan Rabu (6/12/2017).
Berdasarkan hasil evaluasi dari berbagai pihak terkait, kronologis dirawatnya warga Desa Cikeusik Kecamatan Cidahu itu ternyata Bebi didiagnosa penyakit TB paru, sehingga masuk dalam proses pengobatan/program pengobatan paru oleh Puskesmas Cidahu selama kurun waktu enam bulan.
Akan tetapi program pengobatan paru selama enam bulan tersebut tidak berjalan sampai dengan tuntas, (cuma berjalan selama kurang lebih empat bulan ). Dan ternyata Bebi dibawa untuk berobat ke salah satu dokter praktek umum (bukan ke Puskesmas) yang mengakibatkan program pengobata oleh Puskesmas terhenti.
Pengobatan kedokter juga berhenti karena terkendala biaya. Pihak dari Puskesmas akhirnya mendatangi keluarganya Bebi untuk membujuk dan memberikan motivasi agar bersedia kembali berobat ke puskesmas.
Tetapi karena sudah ada amanat dari dokter tempatnya berobat bahwa berobatnya harus ke dokter bukan ke puskesmas, maka orang tuanya tidak mau membawa bebi berobat ke Puskesmas lagi.
Hal inilah yang menyebabkan program pengobatan TB baru Bebi yang dilakukan oleh Puskesmas Cidahu terhenti dan mengakibatkan pengobatannya tidak tuntas.
Sementara itu, langkah yang diambil pihak Desa, Kecamatan dan Puskesmas Cidahu antara lain memfasilitasi pembuatan BPJS yang bersangkutan, menggalang dana dari masyarakat guna meringankan beban yang bersangkutan.
Kemudian Pihak Puskesmas dan Kecamatan telah menempuh proses sesuai prosedur penanganan pengobatan TB paru sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Saya mengingatkan kepada masyarakat jangan langsung main posting ke medsos sebelum melakukan kroscek. Pemerintah akan selalu membantu warganya,” tandas Ika.
Ia juga meminta kepada warga untuk lebih peduli lingkungan sekitar. Ketika ada warga sakit segera melapor ke pihak desa agar ditangani. (agus)