KUNINGAN (MASS) – Kalau istilah Bung Karno itu Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, beda halnya di kalangan aktivis GP Ansor. Bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan, organisasi tersebut mengajak kaula muda untuk tidak melupakan jasa para ulama.
“Jas Hijau, jangan sekali-kali khianati jasa ulama,” tegas Ketua GP Ansor Kuningan, KH Didin Misbahudin Jumat (10/11/2017).
Salah satu wujud menghormati jasa para ulama, GP Ansor dan Banser Kuningan melakukan ziarah ke makam pahlawan dan pejuang Kamis (9/11/2017) malam. Makam yang dikunjungi yaitu Syech Panembahan Dako (Lengkong), Syech Muhibbat (Winduhaji), Syeh Qaribullah (Darma), Makam Pangeran Arya Kamuning (Purwawinangun) dan Makam Pahlawan Haur Duni.
“Kegiatan ini Merupakan Darma bakti kepada para pejuang kemerdekaan ketika itu. Selain untuk menjalankan sunah dari Rasulullah SAW, kegiatan ziarah ini juga dimaksudkan untuk memupuk rasa nasionalisme dan cinta tanah air bagi kader Ansor dan Banser,” ujar Didin.
Karena ziarah ke makam tokoh dan pahlawan akan memupuk rasa cinta peziarah kepada almarhum, imbuhnya, maka akan muncul pula rasa penasaran bagi peziarah untuk mempelajari manaqib-manaqibnya. Sehingga muncul pula niatan untuk meneladani dan melanjutkan perjuangan tokoh-tokoh tersebut.
“Ziarah kubur sebagai pengingat bagi siapapun yang masih hidup, ke mana kita setelah mati. Lebih dari itu, ziarah ke makam para pejuang dan pahlawan untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan beliau juga memberi motivasi yang luar biasa bagi generasi selanjutnya untuk turut mengisi kemerdekaan ini dengan pengabdian kepada agama, bangsa dan negara,” tandas Didin.
Menurutnya, mengenang para pahlawan dengan keteladanan para pejuang dan syuhada bisa memotivasi semangat para kader Ansor-Banser untuk mengabdikan jiwa, raga, dan harta untuk kesejahteraan bangsa dan negara.
“Membela Tegaknya demokrasi, utuhnya NKRI, dan menjaga Aswaja. Sebagai pengingat bahwa yang telah kita lakukan untuk bangsa dan negara belum sebanding dengan yang telah dikorbankan para pahlawan,” ungkapnya.
Allah Ta’ala Berfirman dalam Hadits Qudsi, sambung Didin, ‘Hambaku belum bersyukur padaku jika belum berterimakasih kepada orang yang aku limpahkan nikmatku melalui kedua tangannya’. (deden)