KUNINGAN (MASS) – Belum usainya renovasi rumah tidak layak huni (Rutilahu) milik Haerudin, penderita serangan jantung di Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus, akhirnya ditanggapi Kuwu Linggarjati Unang Unarsan.
Kala diwawancara kuninganmass.com pada Selasa (4/11/2025) siang di kantornya, Kuwu Unang menjelaskan bahwa permohonan renovasi rumah Haerudin, sebenarnya sudah diajukan sejak awal tahun.
“Kami telah memasukkan permohonan tersebut ke dalam daftar Rutilahu untuk tahun 2025 ini,” ujarnya.
Namun, setelah dilakukan rapat bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan struktur lainnya dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), rumah Haerudin dicoret dari program tersebut.
Alasannya, kata Kuwu Unang, anggaran untuk Rutilahu dari Pemdes memang terbatas. Dimana setiap tahun hanya bisa merenovasi dua rumah, dengan masing-masing dengan nilai maksimal Rp10 juta dan itupun kotor alias belum dipotong pajak.
“Meskipun begitu, kami berharap ada anggaran perubahan di akhir tahun yang mungkin bisa dialokasikan untuk renovasi rumah Haerudin,” jelasnya.
Meski tidak masuk Rutilahu desa, sebelum adanya rapat terkait anggaran perubahan, panitia pembangunan kecil yang terdiri dari tiga orang, termasuk Nanan dan Kaur Umum, dan Sekmat Cilimus berinisiatif untuk mencari donasi khusus rumah Haerudin.
Ia juga menyatakan dukungannya dengan menandatangani proposal yang diajukan oleh panitia tersebut. “Mereka ingin ngamen kepada siapapun yang bersedia membantu untuk renovasi rumah Haerudin, saya sudah mendukung dengan menandatanganinya (proposal),” tandas Kuwu Unang.
Meskipun sebagai kepala desa memberikan dukungan, Unang menegaskan keputusan untuk tidak mencantumkan Haerudin dalam program Rutilahu sudah final.
“Itu adalah hasil musyawarah dari berbagai elemen, dan panitia kecil itu ya dipersilakan kalau memang mau mencari donatur,” ujarnya.
Kuwu Unang menjelaskan dalam anggaran perubahan, awalnya ada lima rumah yang direncanakan untuk direnovasi tadinya mau dimasukan juga rumah Haerudin. Namun, setelah menerima laporan dari panitia, anggaran yang masuk untuk renovasi sudah besar, berkisar antara Rp20 juta hingga Rp30 juta.
“Dengan anggaran yang didapat itu sudah lebih dari uang yang tadinya direncanakan untuk renovasi rumah Haerudin dari anggaran perubahan itu, ya mungkin nanti kita akan mengalihkan alokasi anggaran ke rumah-rumah lain yang juga membutuhkan,” tambahnya.
Sebagai pemerintah desa, Kuwu Unang mengakui keterbatasan dalam memberikan bantuan. Ia mengajak warga untuk bersyukur dan berusaha mencari solusi alternatif.
“Kami tidak bisa mengurus hal-hal logistik seperti makanan dan sejenisnya karena anggaran yang ada sangat terbatas,” tandasnya. (raqib)





