KUNINGAN (MASS) – Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Kelurahan Purwawinangun menegaskan seluruh pelaksanaan Program Makanan Bergizi (MBG) di wilayahnya telah berjalan sesuai dengan petunjuk teknis (Juknis) dan berada di bawah pengawasan tenaga ahli gizi.
Ketua SPPG Purwawinangun, Firman, menanggapi tudingan Masyarakat Peduli Kuningan (MPK) yang menilai menu MBG tidak bergizi. Ia menyebut pernyataan tersebut tidak menggambarkan kondisi sebenarnya di lapangan.
“Menu yang disebut hanya susu, apel, dan bubur instan itu tidak lengkap. Dalam satu paket sebenarnya juga terdapat abon sapi 50 gram, dan menu tersebut berlaku untuk empat hari, bukan lima hari seperti disebutkan,” jelas Firman, Sabtu, (1/10/2025).
Ia menyampaikan, penyusunan menu dilakukan berdasarkan rekomendasi ahli gizi agar kandungan nutrisi tetap seimbang, baik untuk balita maupun ibu hamil dan menyusui.
Menurutnya, terkait mekanisme distribusi, ia menjelaskan pola penyaluran program MBG dilakukan dua kali dalam seminggu untuk efisiensi dan penyesuaian dengan kondisi di lapangan.
“Biasanya distribusi dilakukan setiap Senin untuk menu basah, disertai bahan kering untuk Selasa dan Rabu. Kemudian pada Kamis disalurkan kembali menu basah berikut bahan kering untuk Jumat,” jelasnya.
Namun, pada periode kali ini, pihaknya melakukan penyesuaian dengan sistem rapel empat hari bahan kering, mencakup menu untuk Selasa, Rabu, Jumat, dan Sabtu, agar distribusi lebih efisien.
Adapun rincian isi paket bahan kering Ibu hamil dan menyusui, untuk 205 orang penerima manfaat, diantaranya terdapat super bubur 45 gram 2 sachet, abon sapi 50 gram 1 bungkus, susu full cream 110 ml 3 kotak, dan apel 2 buah.
Sementara untuk Balita terdapat 636 anak penerima manfaat, isi paket terdiri dari super bubur 3 bungkus, abon sapi 50 gram 1 bungkus, susu full cream 110 ml 2 kotak dan apel 2 buah.
“Semua penerima manfaat kami pastikan mendapatkan haknya sesuai jumlah dan jadwal. Tidak ada pengurangan isi maupun penurunan kualitas,” tegas Firman.
Menanggapi polemik di media sosial terkait dugaan teguran terhadap warga, Firman menyampaikan permohonan maaf atas kesalahpahaman yang terjadi.
“Kami pastikan tidak ada perintah untuk menegur warga. Jika ada miskomunikasi di media sosial, itu murni keteledoran admin kami dan menjadi evaluasi serius,” ujarnya.
Ia menegaskan, SPPG Purwawinangun tetap terbuka terhadap kritik dan masukan dari masyarakat serta berkomitmen menjaga transparansi pelaksanaan program.
“Kami berharap klarifikasi ini bisa meluruskan informasi yang beredar dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap program MBG. Tujuan utama kami tetap sama, yakni membantu menekan angka stunting melalui pemenuhan gizi seimbang bagi balita dan ibu hamil serta menyusui,” pungkasnya (didin)





